30 Agu 2015 at 16:05 WIB
Liputan6.com, Kanada -
Banyak pengguna internet yang pastinya menjadikan Google sebagai mesin
pencari utama mereka saat berselancar di dunia maya. Selain cepat,
akurasi dan relevansi yang ditawarkan mesin pencari Google Search hingga
kini patut diakui masih menjadi yang terbaik.
Namun tunggu dulu, baru-baru ini seorang remaja asal Kanada bernama Anmol Tukrel dilaporkan berhasil mengembangkan sebuah mesin pencari internet yang diklaim 47% lebih akurat dibandingkan Google.
Tukrel yang baru berusia 16 tahun, mengembangkan mesin pencarinya tersebut untuk diikutsertakan pada acara Google Science Fair, sebuah kompetisi teknologi online yang terbuka bagi seluruh siswa berumur 13 sampai 18 tahun.
Mengutip informasi dari The Economic Times India, Tukrel menjadikan artikel-artikel berita terbaru dari The New York Times sebagai media uji coba mesin pencarinya. Ia membuat beberapa pengguna fiksional dengan ketertarikan serta riwayat web yang berbeda. Lalu, Tukrel mengirimkan informasi tersebut ke Google dan mesin pencari buatannya, kemudian hasil pencariannya dibandingkan.
Saat ini, faktor yang mempengaruhi personalisasi dalam mesin pencari adalah lokasi, riwayat penjelajahan, serta jenis aplikasi yang di-install di smartphone pengguna. Namun, Tukrel mengklaim bahwa algoritma yang dia tawarkan mampu menyelesaikan persamaan lain.
Algoritma dari Tukrel ini dapat mengetahui keinginan pengguna sebelum hasilnya muncul. Dengan melakukan penggalian lebih dalam dari konten teks, pengertian atas makna dasar lalu dicocokkan dengan kepribadian penggunanya, barulah hasil pencarian akan dimunculkan. Dengan memasukkan kepribadian penggunanya ini, Tukrel mengatakan bahwa hasil pencarian yang dihasilkan akan lebih akurat dan relevan dengan kebutuhan pengguna.
Tukrel sendiri telah mendaftarkan hasil penelitannya tersebut ke International High School Journal of Science. Selain itu, Tukrel juga berharap dapat belajar ilmu komputer di Stanford University.
Namun sebelum semua itu tercapai, rencan Tukrel dalam waktu dekat adalah mengembangkan layanan agregator berita yang didasarkan atas teknologi mesin pencari ciptaannya.
(dam/dhi)
Namun tunggu dulu, baru-baru ini seorang remaja asal Kanada bernama Anmol Tukrel dilaporkan berhasil mengembangkan sebuah mesin pencari internet yang diklaim 47% lebih akurat dibandingkan Google.
Tukrel yang baru berusia 16 tahun, mengembangkan mesin pencarinya tersebut untuk diikutsertakan pada acara Google Science Fair, sebuah kompetisi teknologi online yang terbuka bagi seluruh siswa berumur 13 sampai 18 tahun.
Mengutip informasi dari The Economic Times India, Tukrel menjadikan artikel-artikel berita terbaru dari The New York Times sebagai media uji coba mesin pencarinya. Ia membuat beberapa pengguna fiksional dengan ketertarikan serta riwayat web yang berbeda. Lalu, Tukrel mengirimkan informasi tersebut ke Google dan mesin pencari buatannya, kemudian hasil pencariannya dibandingkan.
Saat ini, faktor yang mempengaruhi personalisasi dalam mesin pencari adalah lokasi, riwayat penjelajahan, serta jenis aplikasi yang di-install di smartphone pengguna. Namun, Tukrel mengklaim bahwa algoritma yang dia tawarkan mampu menyelesaikan persamaan lain.
Algoritma dari Tukrel ini dapat mengetahui keinginan pengguna sebelum hasilnya muncul. Dengan melakukan penggalian lebih dalam dari konten teks, pengertian atas makna dasar lalu dicocokkan dengan kepribadian penggunanya, barulah hasil pencarian akan dimunculkan. Dengan memasukkan kepribadian penggunanya ini, Tukrel mengatakan bahwa hasil pencarian yang dihasilkan akan lebih akurat dan relevan dengan kebutuhan pengguna.
Tukrel sendiri telah mendaftarkan hasil penelitannya tersebut ke International High School Journal of Science. Selain itu, Tukrel juga berharap dapat belajar ilmu komputer di Stanford University.
Namun sebelum semua itu tercapai, rencan Tukrel dalam waktu dekat adalah mengembangkan layanan agregator berita yang didasarkan atas teknologi mesin pencari ciptaannya.
(dam/dhi)