Rabu, 02 September 2015
Melalui akun twitternya Presiden Joko Widodo memposting foto saat bertemu Bos IMF Christine Legarde di Istana |
Bambang Priyo Jatmiko*
Dalam Konferensi Asia Afrika hampir enam bulan silam, Presiden Joko Widodo sempat melontarkan kritik keras kepada tiga lembaga keuangan internasional, yaitu Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia (World Bank), dan Bank Pembangunan Asia (ADB).
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyatakan bahwa keberadaan lembaga keuangan dunia tersebut dianggap tidak membawa solusi bagi persoalan ekonomi global.
"Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan oleh World Bank, IMF, dan ADB adalah pandangan yang usang dan perlu dibuang," ujar Jokowi dalam pidatonya, Rabu (22/4/2015). (Baca: Jokowi: IMF, Bank Dunia, dan ADB Tak Memberi Solusi)
Namun, yang menarik pada Selasa (1/9/2015) ini, ADB mengumumkan bahwa mereka memberi kucuran pinjaman sebesar 400 juta dollar AS atau setara Rp 5,6 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS) ke Indonesia. Pinjaman itu disebut untuk membantu pengembangan sektor finansial, termasuk memperluas akses finansial untuk masyarakat miskin.
Menurut ADB, perekonomian Indonesia saat ini di persimpangan jalan. Hal itu terlihat dari melambatnya pertumbuhan ekonomi dari 6,4 persen pada 2010 menjadi 4,7 persen pada semester I tahun 2015 akibat melemahnya harga komoditas serta kebijakan makro ekonomi yang ketat. Selain itu, ketimpangan pendapatan juga semakin menganga.
"Ketika hubungan antara sektor finansial dan pertumbuhan ekonomi tercapai, hal ini perlu disempurnakan dengan reformasi, yakni memperbesar akses finansial untuk mempersempit kesenjangan ekonomi," kata Sani Ismail, ekonom ADB Asia Tenggara, dalam penjelasan resminya.
IMF
Pada hari yang sama, Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Legarde di Istana Merdeka.
Tak ada pembicaraan utang di antara keduanya. Presiden menuturkan, IMF dan Indonesia hanya membahas pertemuan rutin antara IMF dan anggota Bank Dunia di Bali pada 2018 nanti.
"Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya karena Indonesia pada 2018 akan menjadi tuan rumah bagi pertemuan tahunan IMF-World Bank," kata Jokowi.
Memang tak ada yang salah dengan pinjaman ADB ataupun kunjungan Lagarde ke Indonesia. Bagaimanapun, di tengah kondisi perekonomian seperti saat ini, Indonesia memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi.
Walau demikian, tentu menjadi sedikit agak lucu ketika ingatan diputar kembali sekitar enam bulan lalu saat Presiden melontarkan kritik keras kepada lembaga keuangan tersebut.*
*Sumber: KOMPAS