Selasa, 01/09/2015 11:26 WIB
Jakarta -Tawaran China dan Jepang dalam proyek
kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 150 km memiliki keunggulan
masing-masing. Selain teknologi, masalah biaya juga menjadi perbedaan
dari teknologi kedua negara.
Dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (1/9/2015), detikFinance mencoba membandingkan kereta cepat China jenis CRH380A dan kereta cepat Jepang Shinkansen E5.
Masing-masing investasi kedua jenis kereta berbeda-beda, untuk CRH380A membutuhkan investasi US$ 5,585 miliar atau sekitar Rp 78 triliun (1 dolar = Rp 14.000), sedangkan untuk jenis Shinkansen E5 butuh US$ 6,223 miliar atau sekitar Rp 87 triliun.
Kereta CRH380 dibuat oleh China South Locomotive (CSR) Qingdao Locomotive & Rolling Stock Co Ltd, sedangkan kereta Shinkansen E5 dibuat oleh Hitachi dan Kawasaki Heavy Industries.
Tahun mulai produksi kereta ini masing-masing 2010 untuk CRH 380A, dan 2009 untuk Shinkansen E5.
Kecepatan Operasi Maksimal bisa mencapai 380 km/jam untuk CRH380A, sedangkan Shinkansen E5 mencapai 350 km/jam. Kereta CRH380A didesain untuk rangkaian 8 gerbong, sedangkan Shinkansen E5 untuk 12 gerbong. Sehingga kapasitas CRH380 memang lebih sedikit yaitu 550-600 orang, dan Shinkansen E5 bisa angkut 925 orang.
Dari sisi kinerja kereta buatan China butuh waktu perawatan yang lama, dengan jarak operasional sampai 1,2 juta km. Sedangkan kereta Shinkansen unggul dalam penggunaan energi yang efisien.
Sistem Keamanan, teknologi kedua kereta tak jauh berbeda yaitu sudah menggunakan sistem keamanan operasi, struktur, proteksi terhadap api yang berstandar internasional. Termasuk sistem pendeteksi asap dan api, hingga sistem peringatan dini gempa.
Dalam hal kenyamanan, kedua kereta sama-sama nyaman. Kedua kereta beroperasi lembut bergerak di atas rel tanpa ada efek suara bising.
(hen/dnl)
Dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (1/9/2015), detikFinance mencoba membandingkan kereta cepat China jenis CRH380A dan kereta cepat Jepang Shinkansen E5.
Masing-masing investasi kedua jenis kereta berbeda-beda, untuk CRH380A membutuhkan investasi US$ 5,585 miliar atau sekitar Rp 78 triliun (1 dolar = Rp 14.000), sedangkan untuk jenis Shinkansen E5 butuh US$ 6,223 miliar atau sekitar Rp 87 triliun.
Kereta CRH380 dibuat oleh China South Locomotive (CSR) Qingdao Locomotive & Rolling Stock Co Ltd, sedangkan kereta Shinkansen E5 dibuat oleh Hitachi dan Kawasaki Heavy Industries.
Tahun mulai produksi kereta ini masing-masing 2010 untuk CRH 380A, dan 2009 untuk Shinkansen E5.
Kecepatan Operasi Maksimal bisa mencapai 380 km/jam untuk CRH380A, sedangkan Shinkansen E5 mencapai 350 km/jam. Kereta CRH380A didesain untuk rangkaian 8 gerbong, sedangkan Shinkansen E5 untuk 12 gerbong. Sehingga kapasitas CRH380 memang lebih sedikit yaitu 550-600 orang, dan Shinkansen E5 bisa angkut 925 orang.
Dari sisi kinerja kereta buatan China butuh waktu perawatan yang lama, dengan jarak operasional sampai 1,2 juta km. Sedangkan kereta Shinkansen unggul dalam penggunaan energi yang efisien.
Sistem Keamanan, teknologi kedua kereta tak jauh berbeda yaitu sudah menggunakan sistem keamanan operasi, struktur, proteksi terhadap api yang berstandar internasional. Termasuk sistem pendeteksi asap dan api, hingga sistem peringatan dini gempa.
Dalam hal kenyamanan, kedua kereta sama-sama nyaman. Kedua kereta beroperasi lembut bergerak di atas rel tanpa ada efek suara bising.