Rabu, 2 September 2015 12:22
Tribunnews.com
Ilustrasi
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Siemen Martin
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Keadaan keuangan Kota Lubuklinggau yang mengalami defisit hingga Rp 140 Miliar, membuat angka kemiskinan masyarakat naik menjadi 12,24 persen dari angka sebelumnya 10,82 persen. Bahkan naiknya tingkat kemiskinan menjadi sorotan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang menganggap pemerintah kota gagal mengurangi angka kemiskinan tersebut.
Ketua Fraksi PKB DPRD Lubuklinggau, Raden Syahlendra mengungkapkan, penilaian angka tersebut diketahui dari indikator makro yang telah disampaikan pemkot, pada jawaban pandangan umum Fraksi. Hal itu mencerminkan kondisi riil yang terjadi ditengah masyarakat, yang saat ini kesulitan untuk menaikan derajat taraf kehidupan.
"Hal ini cukup memprihatinkan, dimana pertumbuhan ekonomi melambat dan tingkat kemiskinan bertambah, seharusnya menjadi sebuah tantangan bagi pemerintah sebagai sebuah tim work yang solid untuk memberikan solusi bagi masyarakat, jangan hanya diam saja," ujar Raden, Rabu (2/9/2015).
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Keadaan keuangan Kota Lubuklinggau yang mengalami defisit hingga Rp 140 Miliar, membuat angka kemiskinan masyarakat naik menjadi 12,24 persen dari angka sebelumnya 10,82 persen. Bahkan naiknya tingkat kemiskinan menjadi sorotan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang menganggap pemerintah kota gagal mengurangi angka kemiskinan tersebut.
Ketua Fraksi PKB DPRD Lubuklinggau, Raden Syahlendra mengungkapkan, penilaian angka tersebut diketahui dari indikator makro yang telah disampaikan pemkot, pada jawaban pandangan umum Fraksi. Hal itu mencerminkan kondisi riil yang terjadi ditengah masyarakat, yang saat ini kesulitan untuk menaikan derajat taraf kehidupan.
"Hal ini cukup memprihatinkan, dimana pertumbuhan ekonomi melambat dan tingkat kemiskinan bertambah, seharusnya menjadi sebuah tantangan bagi pemerintah sebagai sebuah tim work yang solid untuk memberikan solusi bagi masyarakat, jangan hanya diam saja," ujar Raden, Rabu (2/9/2015).
Penulis: Siemen Martin
Editor: Weni Wahyuny