Jumat, 14 Agustus 2015
Keutamaan shalat Subuh berjamaah di masjid sudah banyak dijanjikan Al-Quran. Jika banyak orang tergerak ke masjid, ini bisa menjadi sebuah gerakan memakmurkan masjid.
Pernyataan ini bukan datang dari pengasuh pesantren atau pimpinan organisasi massa Islam (Ormas Islam), Namun, datang dari Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES. Ph.D selaku Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya periode 2015-2019.
Joni memaparkan latar belakang munculnya gerakan Subuh berjamaah itu bermula dari dirinya mengetahui pengalaman Turki yang mewacanakan shalat Subuh berjamaah karena keutamaannya yang sangat besar.
Bahkan, lanjutnnya, seorang mantan perdana menteri wanita dari Israel pernah bilang tidak perlu takut dengan umat Islam selama shalat Subuh mereka tidak seramai jamaah shalat Jumat.
“Jadi PM Israel itu mengerti, jika umat Islam sudah melaksanakan shalat Subuh berjamaah berarti, tandanya umat Islam telah bangkit. Dan itu yang membuat saya berpikir kenapa tidak melakukan hal sama yang dilakukan oleh Turki. Mengapa tidak kita contoh hal yang baik itu,” ujar Joni Hermana kepada hidayatullah.com, Rabu (12/08/2015).
Karena itu, hal paling utama yang ingin ia lakukan adalah agar mahasiswanya tergugah untuk melakukan.
Selain itu Joni menegaskan memang ada beberapa hal terinspirasi kasus Turki, di mana shalat Subuh berjamaah, shadaqah, dan berinfaq. Dan menurutnya, itu betul-betul digalakkan di Turki untuk membangkitkan perekonomiannya yang pernah terpuruk.
“Dulu perekonomian Turki pernah terpuruk tetapi kemudian bisa bangkit menjadi kekuatan yang luar biasa –jauh lebih baik dari sebelumnya— karena menjalankan program-program kebaikan itu. Dan tentu juga karena konsistensi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang peduli terhadap agama Allah (Islam,red) sehingga membuat negara lain itu segan terhadap Turki,” papar Joni.
Namun, Joni menyatakan bahwa merubah itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi ia akan terus berupaya untuk mengkampanyekan ‘Gerakan Subuh Berjamaah’ dalam setiap kali kesempatan. Menurutnya, secara prinsip mahasiswa sudah mulai tergugah dan simpatik untuk melakukannya.
“Kalau dulu itu paling 1-2 shaf, Alhamdulilah sekarang bisa sampai 3-5 shaf shalat Subuh di masjid Manarul ‘Ilmi ITS. Dan ini merupakan langkah awal yang baik,” kata Joni.
Rektor ITS saat berbincang dengan ustadz Yusuf Mansur |
Untuk langkah berikutnya, lanjut Joni, selama kegiatan di kampus itu akan melibatkan mahasiswa-mahasiswa (Muslim) baru supaya mereka melaksanakan sholat Subuh berjamaah di masjid. Setelah itu, digelar acara sarapan pagi bersama sebagai salah satu bentuk dari semangat kebersamaan.
“Nah, Agustus ini mahasiswa-mahasiswa baru kan mulai masuk, nanti ada pelatihan spiritual lebih dulu terus pengenalan kampus, lalu ada kegiatan kampus bersama yang akan diisi salah satunya gerakan subuh berjamaah,” imbuh Joni.
Joni menyampaikan program ‘Grerakan Subuh Berjamaah” mulai dijalankan sebelum puasa kemarin. Dan lanjutnya, karena program baru dijalankan jadi perubahannya belum begitu tampak terlihat.
“Saya berharap semua mahasiswa yang kuliah di ITS itu tidak hanya aspek intelektualnya saja yang baik tetapi juga aspek spiritualnya. Jadi, mereka punya misi ketika studi di ITS tidak hanya mencari gelar tetapi karena lebih kepada ingin menjadi umat yang bermanfaat,” pungkas Joni.*
Sumber: Hidayatullah