12 Agu 2015 at 10:17 WIB
Liputan6.com, Jakarta -
Ekonom mengungkapkan bahwa langkah pergantian kabinet yang rencananya
akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (12/8/2015)
pukul 14.00 WIB hanya akan memberikan dampak kecil kepada perbaikan
ekonomi jika tidak dibarengi dengan koordinasi antar lembaga yang
maksimal.
Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia, Eric Alexander Sugandi menjelaskan, pergantian kabinet secara jangka pendek bisa berakibat dua hal.
Pertama, jika nama-nama yang muncul adalah nama yang disukai pasar maka dalam satu hingga dua hari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan juga nilai tukar rupiah akan kembali menguat. "Jadi kondisinya pelaku pasar akan melihat sebagai sentimen netral dan positif," tutur dia.
Kedua, jika nama-nama yang muncul tidak sesuai dengan harapan pasar, maka IHSG dan juga rupiah akan terus tertekan. "Namun itu sentimennya juga hanya akan satu hingga dua hari saja," tambah dia.
Secara jangka panjang, hal yang menjadi perhatian pelaku pasar saat ini adalah apa yang akan dilakukan oleh menteri-menteri baru tersebut untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi nasional dan mendorong belanja anggaran mengalir lebih cepat sehingga bisa memperbaiki perekonomian pada kuartal III dan IV nanti.
Menurut Eric, meskipun sudah ada menteri koordinator, Presiden Joko Widodo tetap harus memimpin koordinasi agar kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga bisa sinkron. Selama ini, kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh lembaga kadang bertolak belakang sehingga belum bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo dipastikan akan melakukan reshuffle kabinet kerja dan mengumumkannya pada Rabu (12/8/2015) siang ini. Ada lima menteri yang akan dicopot orang nomor satu di Indonesia itu, sementara satu orang menteri digeser.
Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi menyebutkan, Menko Perekonomian Sofyan Djalil akan digeser menjadi Menteri PPN/Kepala Bappenas menggantikan Andrinov Chaniago.
"Cuma Menko Perekonomian ekonomi Digeser Bappenas, lalu Darmin Nasution Jadi Menko Perekonomian," kata Sofjan saat berbincang dengan Liputan6.com.
Sementara lima menteri yang dicopot yaitu Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menko Maritim Indroyono Soesilo. Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinov Chaniago, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
Saat dikonfirmasi alasan di balik reshuffle, Sofjan tidak mau berkomentar. "Saya tidak mau komentar karena itu wewenang presiden," kata dia.
Terakhir, Darmin Nasution menjabat sebagai Gubernur BI periode 2010-2013. Periode yang lebih singkat ini karena ia meneruskan masa jabatan gubernur sebelumnya yakni Boediono yang waktu itu menjadi wakil presiden.
Sebelumnya dia menduduki posisi Deputi Gubernur Senior BI setelah sebagai Direktur Jendral Pajak periode 2006-2009. Karirnya memang bergelut di sektor keuangan, seperti Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan periode 2005-2006 dan Direktur Jendral Lembaga Keuangan, 2000-2005. (Gdn/Nrm)
Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia, Eric Alexander Sugandi menjelaskan, pergantian kabinet secara jangka pendek bisa berakibat dua hal.
Pertama, jika nama-nama yang muncul adalah nama yang disukai pasar maka dalam satu hingga dua hari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan juga nilai tukar rupiah akan kembali menguat. "Jadi kondisinya pelaku pasar akan melihat sebagai sentimen netral dan positif," tutur dia.
Kedua, jika nama-nama yang muncul tidak sesuai dengan harapan pasar, maka IHSG dan juga rupiah akan terus tertekan. "Namun itu sentimennya juga hanya akan satu hingga dua hari saja," tambah dia.
Secara jangka panjang, hal yang menjadi perhatian pelaku pasar saat ini adalah apa yang akan dilakukan oleh menteri-menteri baru tersebut untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi nasional dan mendorong belanja anggaran mengalir lebih cepat sehingga bisa memperbaiki perekonomian pada kuartal III dan IV nanti.
Menurut Eric, meskipun sudah ada menteri koordinator, Presiden Joko Widodo tetap harus memimpin koordinasi agar kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga bisa sinkron. Selama ini, kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh lembaga kadang bertolak belakang sehingga belum bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo dipastikan akan melakukan reshuffle kabinet kerja dan mengumumkannya pada Rabu (12/8/2015) siang ini. Ada lima menteri yang akan dicopot orang nomor satu di Indonesia itu, sementara satu orang menteri digeser.
Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi menyebutkan, Menko Perekonomian Sofyan Djalil akan digeser menjadi Menteri PPN/Kepala Bappenas menggantikan Andrinov Chaniago.
"Cuma Menko Perekonomian ekonomi Digeser Bappenas, lalu Darmin Nasution Jadi Menko Perekonomian," kata Sofjan saat berbincang dengan Liputan6.com.
Sementara lima menteri yang dicopot yaitu Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menko Maritim Indroyono Soesilo. Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinov Chaniago, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
Saat dikonfirmasi alasan di balik reshuffle, Sofjan tidak mau berkomentar. "Saya tidak mau komentar karena itu wewenang presiden," kata dia.
Terakhir, Darmin Nasution menjabat sebagai Gubernur BI periode 2010-2013. Periode yang lebih singkat ini karena ia meneruskan masa jabatan gubernur sebelumnya yakni Boediono yang waktu itu menjadi wakil presiden.
Sebelumnya dia menduduki posisi Deputi Gubernur Senior BI setelah sebagai Direktur Jendral Pajak periode 2006-2009. Karirnya memang bergelut di sektor keuangan, seperti Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan periode 2005-2006 dan Direktur Jendral Lembaga Keuangan, 2000-2005. (Gdn/Nrm)