Panglima Israel: Dibanding ISIS dan Hamas, Iran tidak berbahaya


Minggu, 16 Agustus 2015 14:49
Panglima Israel: Dibanding ISIS dan Hamas, Iran tidak berbahaya
Panglima militer Israel, Gadi Eisenkot. ©2015 Merdeka.com/Haaretz.com



Merdeka.com - Dokumen kajian Tentara Pertahanan Israel (IDF) disebarkan oleh media-media sejak akhir pekan ini. Dalam analisis yang disusun langsung oleh Panglima IDF Gadi Eisenkot itu, disebutkan beberapa musuh strategis yang harus dihadapi Negeri Zionis.
Dari laporan surat kabar Haaretz, Minggu (16/8), laporan ini justru tidak menyoroti Iran yang kini diizinkan membangun instalasi nuklir bertujuan damai. Dari sudut pandang Eizenkot, Israel harus lebih fokus menghadapi Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) serta Partai Hamas yang menguasai Jalur Gaza, Palestina.
Hanya ada satu kali penyebutan Iran, tapi tidak ada embel-embel musuh berbahaya dalam dokumen ini. Iran cuma dianggap mendanai Hizbullah dan Hamas. Teknologi pengayaan uranium yang dmiliki Negeri Para MUllah itu dianggap masih jauh dari kemampuan memproduksi hulu ledak nuklir.
Tapi dalam dokumen Eizenkot itu, Israel harus siap melancarkan serangan dalam unit kecil bila ancaman-ancaman yang membahayakan mulai bergerak. "Musuh kita sekarang tidak lagi bisa dikalahkan hanya dengan bersifat pasif. IDF harus memiliki kemampuan ofensif dalam skala kecil yang bisa menggelar operasi di front berbeda-beda," tulis dokumen tersebut.

Dokumen ini menjadi acuan IDF kepada parlemen (knesset) serta pemerintah Zionis untuk lima tahun ke depan. Eizenkot berharap, dengan adanya dokumen itu, maka pemerintah bisa memperkirakan berapa anggaran serta peremajaan alutsista Israel untuk menghadapi musuh-musuhnya di Timur Tengah.
Eizenkot adalah tentara dari matra angkatan darat yang berpengalaman selama tiga dekade. Dia dikenal jenderal yang sangat sayang anak buah, serta mendukung reformasi militer di Negara Zionis tersebut.
Israel adalah satu-satunya negara Timur Tengah yang memiliki rudal berhulu ledak nuklir, kendati tidak pernah mengakuinya kepada PBB. Negara lain di kawasan sejak lama diduga hendak memiliki senjata pemusnah massal itu adalah Iran dan Arab Saudi.
[ard]