Ibu Ratna Sarumpaet yang baik cantik manis nan jelita, sebagai sesama orang Batak saya bangga kepada ibu atas sepak terjang ibu di blantika panggung Indonesia, baik sebagai seniman ataupun sebagai aktivis organisasi sosial, yang disebut juga pejuang Hak Asasi Manusia (HAM).
Tapi lama-kelamaan semakin saya bangga akan ibu yang dibesarkan keluarga Batak, semakin saya tidak bangga akan seorang Ratna Sarumpaet secara totalitas.
Terakhir saya melihat ibu diwancara yang berada langsung dilokasi pada saat pembongkaran paksa yang dilakukan Pemda DKI terhadap warganya di Kampung Pulo, dan saat itupula semakin saya memandang ibu hanya seorang keturunan Bangso Batak yang tidak dapat lagi saya banggakan.
Saya tau Anda juga tau semua semua orang tau yang tinggal di Kampung Pulo tidak layak untuk mereka tinggal dan menetap di tepian/bantaran Kali Ciliwung itu.
Tapi mengapa ibu berbicara seakan-akan ibu tau apa dan bagaimana cara untuk menyelesaikan cara seperti ini "penggusuran Kampung Pulo dipindahkan ke Rumah Susun" pada saat diwawancara TV ONE?
Ibu mengatalan bahwa ini kekerasan, ini pelecehan.
Ibu juga mengatakan ini akibat dari pejabat-pejabat pemda masa lalu, kegagalan dan kerjasama pemerintah.
Ini hasi dari kegagalan masa lalu dan merupakan bagian dari proses, sehingga hal ini merupakan kerjasama pemerintah yang menurut ibu juga salah. Lalu, proses seperti apa yang baik?
Ibu menanyakan kinerja DDP dan DPRD, seharusnya jika ibu memang pintar seperti apa yang ibu katakan walau tanpa ada satupun solusi nyata dari hasil wawancara ibu dengan TVone tersebut, seharusnya ibu bisa tau banget pertanyaan itu ditanyakan langsung kepada DPD dan DPRD?
Ibu mengatakan Jangan suka memperalat pasukan, dia pimpinan, harusnya turun langsung.
semakin membuat pernyataan ibu kontradiksi. bertolak belakang banget.
Ibu sendiri mengetahui beliau (Ahok/Gubernur) adalah pimpinan, apakah salah pemimpin memerintahkan anak buahnya?
Oke kita anggap salah, walau saya tidak setuju dengan pernyataan ibu tersebut.
Ahok langsung turun, apakah ibu bisa yakinkan siapapun atau tidak akan ada pernyataan yang lebih parah dari itu, yaitu Ahok akan dianggap pencitraan karena sok turun langsung terhadap rakyatnya?
Ibu mempersalahkan tentang kebenaran dan administratif. Dan ibu juga meminta ahok kerja keras.
Kerja keras yang bagaimana?
Kurang keras apakah yang dilakukan saat ini?
Ibu mengatakan sendiri mengatakan bahwa ibu tidak tau tentang adanya pertemuan pemda dengan warga, tapi ibu sendiri berbicara seakan-akan tau solusi dari hasil pertemuan-pertemuan tersebut. walau senyatanya tidak ada solusi nyata yang dapat ibu berikan sampai akhir wawancara ibu dengan TV ONE tersebut.
Ibu mengatakan jangan ngotot, jadi seperti apa yang ibu mau?
Ibu mengatakan tidak manusiawi, manusiawi seperti apa?
Ini masalah satu kampung yaitu kampung pulo, tapi merugikan kampung-kampung lainnya, ibu tau tidak kali ciliwung itu alirannya mengalir dari mana sampai kemana?
Ibu meminta harus ada ganti rugi, sesuai yang pantas, yang dimaksud ganti rugi apa?
Ibu mengatakan warga yang tinggal dikampung pulo itu warga miskin, dan miskin karena kegagalan, sudah jelas kegagalan masa lalu.
Apakah ibu bisa memberikan solusi untuk menjawab kegagalan masa lalu tersebut?
Silakan ibu berikan alasan yang baik dan benar versi kacamata ibu tentang memanusiakan rakyat. Contoh yang ibu maksud mengingat history.
Bukan kah sudah dikatakan sebelumnya ada pertemuan tapi ibu tidak tau pertemuan seperti apa yang dilakukan, walau ibu seakan-akan tau apa solusi terbaik hasil dari pertemuan tersebut.
Setuju dengan relokasi, tapi caranya harus lebih bagus, serta kembali ibu menyalahkan pemerintahan/pemda dimasa lalu.
Pemerintahan/pemda yang lalu itu yang seperti apa, dan seharusnya bagaimana saat ini?
Berulang lagi ibu mengatakan, hal seperti ini harus di evaluasi lagi. Ditunggu dulu, jangan sampai seperti ini.
Evaluasi seperti apalagi yang ibu maksud, dan harus menunggu sampai berapa lama lagi, atau harus evaluasi berapa kali lagi?
Apakah menunggu banjir lagi?
Ibu Ratna pernah mengalami jadi korban banjir? Sepertinya tidak, karena ibu tidak merasakan bagaimana rasanya rumah mengalami kebanjiran, karena ibu belum pernah menjadi korban kebanjiran.
Pesan-pesan terakhir ibu meminta supaya kita belajar punya hati, dalam hal ini ibu punya hati atau tidak, punya hati seperti apa, dan hatinya siapa yang ibu maksud?
Apakah hatinya Ahok, hatinya ibu Ratna sendiri, hatinya warga kampung pulo atau warga kampung-kampung lainnya yang dilalui air Kali Ciliwung?
Terakhir pembicaraan ibu juga memberikan pesan satu lagi terakhir, berharap beliau juga turun langsung, jangan karena ada pasukan disuruh-suruh seenaknya.
Sama seperti mengulang perkataan dan jawaban sebelumnya, semakin membuat pernyataan ibu kontradiksi. Sangat bertolak belakang apa yang ibu katakan dan apa yang ibu ingin maksudkan.
Ibu sendiri mengetahui beliau adalah pimpinan, apakah salah pemimpin memerintahkan anak buahnya?
Oke kita anggap salah, walau saya tidak setuju dengan pernyataan ibu tersebut.
Ahok langsung turun, apakah ibu bisa yakinkan siapaun atau tidak akan ada pernyataan yang lebih parah dari itu, yaitu Ahok akan dianggap pencitraan karena sok turun langsung terhadap rakyatnya?
Saya sangat yakin, seperti yang sudah pernah ibu katakan dalam hal lainnya supaya Ahok jangan terlalu banyak bicara, pasti nanti ibu akan mengatakan juga supaya Ahok jangan terlalu "turun langsung kebawah".
Video Ratna Sarumpaet Ngamuk Memaki Ahok di Kampung Pulo
Kesimpulan dari perkataan ibu, yang setuju dengan relokasi tapi tidak dengan cara seperi ini. Cara seperti apa menurut ibu Ratna Sarumpaet yang baik dan benar?
Silakan beri contoh cara atau solusi tidak hanya kata-kata saja, tapi bukti konkrit, nyata senyata-nyatanya memberikan hasil terbaik untuk Ibukota Indonesia ini yaitu Jakarta.
Ini penilaian saya terhadap Kampung Pulo, terutama tentang Ratna Sarumpaet.