Senin, 31 Agustus 2015 Waktu: 13:28
Polisi Thailand membawa barang bukti di sebuah apartemen di pinggiran kota Bangkok, Sabtu, 29 Agustus 2015.
Polisi Thailand membawa barang bukti di sebuah apartemen di pinggiran kota Bangkok, Sabtu, 29 Agustus 2015.
Pihak berwenang Thailand menghadapi kecaman setelah memperingatkan media dan masyarakat agar tidak menyebarluaskan foto rompi bunuh diri yang ditayangkan secara nasional sehari sebelumnya.
Seluruh saluran televisi Thailand menayangkan siaran singkat junta militer pada pukul 6 sore hari Sabtu (29/8), yang mengumumkan penangkapan seorang tersangka, terkait pengeboman sebuah kuil di Bangkok awal bulan ini yang menewaskan 20 orang.
Dalam siaran tersebut, gambar tersangka, yang hanya disebut sebagai “lelaki asing” berusia 20 tahun, ditampilkan bersama dengan foto-foto yang menurut juru bicara junta, Kolonel Winthai Suvaree, menggambarkan materi yang disita karena diduga untuk membuat bom serta setumpuk paspor Turki.
Pada menit ke-3 dan 44 detik tayangan khusus itu, tampak sebuah rompi dengan kantong-kantong menggelembung yang dihubungkan dengan kabel-kabel. Winthai tidak menyebut secara khusus mengenai benda itu yang tampak di layar selama kurang dari tiga detik.
Para wartawan dan yang lainnya di media sosial segera menyatakan bahwa gambar tersebut diambil dari blog online Badan Keamanan Transportasi Amerika bulan Maret 2013.
Polisi Thailand belakangan melalui akun Twitternya menyatakan foto rompi itu tidak ada kaitannya dengan investigasi mengenai pengeboman dan memperingatkan siapapun yang memuatnya kembali di Internet dapat dikenai dakwaan berdasarkan Undang-Undang Kejahatan Komputer.
Pihak berwenang tidak menjelaskan bagaimana foto rompi itu bisa bercampur dengan foto-foto lain yang diambil hari Sabtu di apartemen tersangka dan siapa yang bertanggungjawab menyertakannya dalam siaran mengenai pengumuman junta yang wajib ditayangkan setiap saluran televisi.
Sean Boonpracong, mantan penasihat keamanan nasional perdana menteri tersingkir Yingluck Shinawatra, melalui akun Twitternya hari Minggu meminta junta agar menjelaskan kepada masyarakat mengenai hal tersebut dan agar meningkatkan kredibilitasnya.
Warga Thailand lainnya di media sosial juga menyatakan bahwa insiden itu semakin merongrong kredibilitas para penyidik.