Rabu, 2 September 2015 | 12:44 WIB
Terkait
- Google Punya Logo Baru
- Cerita Kebun Kurma sejak Zaman Nabi di Samping Masjid Quba
- Kritik Jokowi, Pinjaman ADB, dan Kunjungan Bos IMF
- Ahok Bantah soal Posting-an "This is Sparta"
KOMPAS.com — Monster laut pertama di bumi ternyata kalajengking raksasa sebesar manusia. Itu terungkap dalam publikasi di jurnal BMC Evolutionary Biology pada Senin (31/8/2015).
Kalajengking raksasa yang berukuran sekitar 160 sentimeter itu hidup 460 juta tahun lalu, jauh sebelum dinosaurus mendominasi bumi.
Hewan purba itu pertama kali ditemukan oleh para geolog dari Iowa Geological Survey. Mereka menemukan sekitar 150 pecahan fosil kalajengking raksasa itu di Upper Iowa River pada kedalaman 2 meter.
James Lamsdell dari Yale University kemudian datang meneliti fosil-fosil tersebut. Dari analisisnya, diketahui bahwa hewan purba itu adalah jenis baru.
Dinamai Pentecopterus decorahensis berdasarkan nama dewa perang Yunani, Lamsdell mengatakan, "Inilah predator raksasa pertama. Saya tidak akan mau berenang dengannya."
Lamsdell mengungkapkan, kalajengking raksasa itu masuk dalam famili eurypterid, kelompok kalajengking laut yang kini telah punah.
Berbeda dengan kalajengking darat yang hidup sekarang, ekor P decorahensis tidak menyengat. Bagian tersebut lebih berguna untuk menyeimbangkan tubuh saat berenang.
Namun, bukan berarti kalajengking itu tak mengerikan. Dari kepalanya, menjulur selusin lengan yang akan aktif bergerak mencengkeram mangsa dan menarik ke mulut.
"Kalajengking raksasa itu jelas hewan yang sangat agresif," kata Lamsdell seperti dikutip Washington Post, Selasa (1/9/2015). "Dia hewan yang buas."
Sebenarnya, ada kalajengking lebih besar yang hidup sezaman dengan P decorahensis, tetapi hanya hidup di dasar laut dengan menyaring nutrisi, tak buas. P decorahensis adalah hewan terbuas pada zamannya.
Kalajengking raksasa yang berukuran sekitar 160 sentimeter itu hidup 460 juta tahun lalu, jauh sebelum dinosaurus mendominasi bumi.
Hewan purba itu pertama kali ditemukan oleh para geolog dari Iowa Geological Survey. Mereka menemukan sekitar 150 pecahan fosil kalajengking raksasa itu di Upper Iowa River pada kedalaman 2 meter.
James Lamsdell dari Yale University kemudian datang meneliti fosil-fosil tersebut. Dari analisisnya, diketahui bahwa hewan purba itu adalah jenis baru.
Dinamai Pentecopterus decorahensis berdasarkan nama dewa perang Yunani, Lamsdell mengatakan, "Inilah predator raksasa pertama. Saya tidak akan mau berenang dengannya."
Lamsdell mengungkapkan, kalajengking raksasa itu masuk dalam famili eurypterid, kelompok kalajengking laut yang kini telah punah.
Berbeda dengan kalajengking darat yang hidup sekarang, ekor P decorahensis tidak menyengat. Bagian tersebut lebih berguna untuk menyeimbangkan tubuh saat berenang.
Namun, bukan berarti kalajengking itu tak mengerikan. Dari kepalanya, menjulur selusin lengan yang akan aktif bergerak mencengkeram mangsa dan menarik ke mulut.
"Kalajengking raksasa itu jelas hewan yang sangat agresif," kata Lamsdell seperti dikutip Washington Post, Selasa (1/9/2015). "Dia hewan yang buas."
Sebenarnya, ada kalajengking lebih besar yang hidup sezaman dengan P decorahensis, tetapi hanya hidup di dasar laut dengan menyaring nutrisi, tak buas. P decorahensis adalah hewan terbuas pada zamannya.
Editor | : Yunanto Wiji Utomo |