Kamis, 13 Agustus 2015
Thomas Lembong. Dok. TEMPO/ Bernard Chaniago |
Presiden Joko Widodo mengangkat Thomas Tri Kasih Lembong, pemilik bisnis bioskop Blitz Megaplex, sebagai Menteri Perdagangan. Lulusan Universitas Harvard, Amerika Serikat, ini menggantikan Rachmat Gobel.
Nama Tom Lembong jarang, bahkan hampir tidak pernah disebut-sebut saat wacana reshuffle mencuat.
Dari penelusuran di media, Tom Lembong memiliki catatan:
- Relawan Jokowi saat pilpres (detik.com)
- Pernah bekerja di lembaga keuangan Morgan Stanley. Saat pilpres Morgan Stanley mengeluarkan rilis bahwa jika Prabowo Menang, Rupiah Longsor ke Rp 12.300 per Dollar AS (Kompas)
- Pengelola aset para obligor BLBI di era Presiden Megawati (Tempo)
- Pernah dicekal di era Presiden SBY (Tempo)
Dilansir Tempo, belasan tahun lalu, di era Presiden Megawati, Lembong dikenal sebagai orang yang bertanggung jawab mengelola aset para obligor BLBI di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Jabatan yang dipegang Lembong waktu itu adalah Kepala Divisi Asset Management Investment (AMI) BPPN. Media kerap mengutip Lembong terkait penjualan aset-aset obligor kakap. Termasuk yang menjadi sorotan ketika restrukturisasi aset Sinar Mas era tahun 2001.
Lembong pernah menjadi sorotan DPR saat itu ketika memutuskan menjual perkebunan kelapa sawit eks milik keluarga Salim kepada perusahaan asal Malaysia, Guthrie Berhad. Penjualan seharga 350 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,3 triliun disesalkan kalangan DPR karena melepas ke saingan kelapa sawit Indonesia.
Pada 2008, Lembong juga sempat dicekal pemerintah ketika bersama Garibaldi Thohir, dan Edwin Soeryadjaya mengelola PT Adaro Indonesia TBK.
"Di Jaman orba jd obligor BLBI, di jaman SBY kena cekal, di jaman @jokowi menjadi menteri perdagangan. Selalu ada harapan di indonesia," tulis @AHMADTANTAWl, Vice President of Asia Africa Youth Government 2015-2020, di akun twitternya (12/8/2015).
#IndonesiaHebat
Merdeka!!!