Mahakarya Kitab Sahih Imam Bukhari Lahir dari Hal Sederhana


Oleh Rappung Samuddin

Di kalangan pelajar dan akademisi Islam, hampir tidak ada yang tidak mengenal Imam Bukhari dengan kitab Shahihnya, kitab yang paling sahih di muka bumi setelah Al Qur'an dan Al Hafidz Al Dzahabi dengan karya-karya besarnya. Namun siapa sangka, ternyata motivasi yang menggerakkan kedua Imam besar tersebut hingga sanggup melahirkan mahakarya yang menjadikan keduanya dikenang oleh sejarah, adalah sebuah kalimat sederhana yang membekas kuat dalam hati mereka.

Diriwayatkan, saat berada di majelis Imam Ishaq bin Rahawaih, Imam Bukhari mendengar beliau berkata:

"لو ان احدكم يجمع كتابا فيما صح من سنة الرسول"

"Andai ada salah seorang diantara kalian yang mau menyusun sebuah kitab yang berisi sunnah-sunnah Rasulullah yang sahih...".

Kalimat ringan. Namun bekasnya kuat dalam diri Imam Bukhari. Dan karenanya, lahirlah darinya sebuah karya monumental yang memiliki wibawa di mata umat. (Ibnu Hajar, Hadyu Al Sari, hlm. 9).

Demikian pula dengan Al Hafidz Al Dzahabi. Siapa sangka, di balik kesuksesannya menjadi Imam Al Jarh wa Al Ta'dil, Hadits dan sejarah yang sulit dicari tandingannya, adalah kalimat enteng sederhana yang keluat dari lisan gurunya, Al Imam Al Barzali kala menyaksikan tulisan tangan Al Dzahabi:

ان خطك هذا يشبه خط المحدثين

"Sungguh, tulisanmu ini sangat menyerupai tulisan Ahli Hadits".

Imam Al Dzahabi pun berkata: "Sejak saat itu, Allah Ta'ala menanamkan kecintaan dalam diriku terhadap ilmu hadits". (Al Dzahabi, Siyar A'lam Al Nubala', 1/35).

Subhanallah, kalimat ringan sederhana, namun efeknya luar biasa. Olehnya, jangan pernah memandang rendah sebuah kebaikan, kendati hanya berupa nasehat ringan dan baik. Boleh jadi, sebuah kalimat yang zahirnya kecil menjadi besar di sisi Allah lantaran keluar dari hati dan niat yang tulus.

Imam Ibnul Mubarak berkata:

رب عمل صغير تكبيرات النية ورب عمل كثير تصغره النية

"Boleh jadi, sebuah amalan kecil menjadi besar (di sisi Allah) karena niat, dan bisa saja sebuah amalan besar menjadi kecil (di sisi Allah) karena niat pula. (Al Dzahabi, Siyar A'lam Al Nubala, 8/400). Wallahu A'lam.