Rabu, 12 Agustus 2015 05:35
Merdeka.com - Wilayah Lampung Utara dikenal luas sebagai titik rawan perampok alias begal. Komplotan pelaku ini tidak segan menembak korban.
Seperti yang dialami Ogie Maulana (19) warga Pekanbaru, Riau. Dia hampir saja menjadi korban perampokan di perbatasan Desa Pulau Panggung-Cahaya Negeri Kecamatan Abung Barat, Lampung Utara.
"Mobil pelaku dengan mobil korban sempat kejar-kejaran yang berujung dengan tembakan," kata Kasat Reskrim Polres Lampung Utara Iptu Supriyanto, Selasa (11/8).
Kejadian berawal ketika korban mengendarai mobil menuju Kotabumi, setibanya di Jalan Lintas Tengah Sumatera, sekitar 200 meter dari SPBU atau perbatasan antara Desa Pulau Panggung dengan Desa Cahaya Negeri Kecamatan Abung Barat, mobil korban diikuti kawanan perampok.
Mobil pelaku memepet mobil korban. Saat itu korban melihat gelagat yang kurang baik, ketika mengetahui penumpang mobil pelaku mengeluarkan senjata tajam dan senjata api, Ogie pun memacu kendaraannya.
Diduga karena kesal korban tetap memacu kendaraannya, salah satu pelaku sempat meletuskan senjata api ke arah mobil korban sebanyak empat kali, satu tembakan mengenai bagian belakang kiri mobil yang dikendarai Ogie.
Sebenarnya polisi juga tidak tinggal diam memberangus para penyamun di Lampung Utara ini. Tim khusus yang dilengkapi senjata laras panjang juga dibentuk untuk memburu para begundal jalanan ini.
Bahkan akhir Maret 2015, polisi berhasil membekuk gembong begal bernama Hendri di Desa Surakarta, Surakarta, Lampung Utara. Hendri diduga kuat sebagai pelaku yang harus bertanggung jawab terhadap serangkaian kasus perampokan di daerah tersebut.
Rumah pelaku bak gudang persenjataan. Ada pisau, badik, celurit, pedang, dan sejumlah bekas sparepart atau onderdil motor hasil membegalnya yang belum terjual.
Ada desa berjuluk kampung begal
Desa Tebing dan Desa Negara Batin di Lampung Timur ini dijuluki sebagai kampung begal. Bukan tanpa alasan penyebutan tersebut, berdasarkan informasi yang dihimpun, hal ini lantaran dua desa itu ada beberapa warganya berprofesi sebagai begal.
Polisi pun berkali-kali mengobok-obok dua desa ini mencari pelaku begal. Biasanya selesai operasi, polisi membawa pelaku dan barang bukti senjata api.
Tidak cuma kampung begal, di daerah Lampung Timur juga terdapat jalan tanggul rawa Mente yang disebut jalur pelarian para begal.
Seperti yang dialami Ogie Maulana (19) warga Pekanbaru, Riau. Dia hampir saja menjadi korban perampokan di perbatasan Desa Pulau Panggung-Cahaya Negeri Kecamatan Abung Barat, Lampung Utara.
"Mobil pelaku dengan mobil korban sempat kejar-kejaran yang berujung dengan tembakan," kata Kasat Reskrim Polres Lampung Utara Iptu Supriyanto, Selasa (11/8).
Kejadian berawal ketika korban mengendarai mobil menuju Kotabumi, setibanya di Jalan Lintas Tengah Sumatera, sekitar 200 meter dari SPBU atau perbatasan antara Desa Pulau Panggung dengan Desa Cahaya Negeri Kecamatan Abung Barat, mobil korban diikuti kawanan perampok.
Mobil pelaku memepet mobil korban. Saat itu korban melihat gelagat yang kurang baik, ketika mengetahui penumpang mobil pelaku mengeluarkan senjata tajam dan senjata api, Ogie pun memacu kendaraannya.
Diduga karena kesal korban tetap memacu kendaraannya, salah satu pelaku sempat meletuskan senjata api ke arah mobil korban sebanyak empat kali, satu tembakan mengenai bagian belakang kiri mobil yang dikendarai Ogie.
Sebenarnya polisi juga tidak tinggal diam memberangus para penyamun di Lampung Utara ini. Tim khusus yang dilengkapi senjata laras panjang juga dibentuk untuk memburu para begundal jalanan ini.
Bahkan akhir Maret 2015, polisi berhasil membekuk gembong begal bernama Hendri di Desa Surakarta, Surakarta, Lampung Utara. Hendri diduga kuat sebagai pelaku yang harus bertanggung jawab terhadap serangkaian kasus perampokan di daerah tersebut.
Rumah pelaku bak gudang persenjataan. Ada pisau, badik, celurit, pedang, dan sejumlah bekas sparepart atau onderdil motor hasil membegalnya yang belum terjual.
Ada desa berjuluk kampung begal
Desa Tebing dan Desa Negara Batin di Lampung Timur ini dijuluki sebagai kampung begal. Bukan tanpa alasan penyebutan tersebut, berdasarkan informasi yang dihimpun, hal ini lantaran dua desa itu ada beberapa warganya berprofesi sebagai begal.
Polisi pun berkali-kali mengobok-obok dua desa ini mencari pelaku begal. Biasanya selesai operasi, polisi membawa pelaku dan barang bukti senjata api.
Tidak cuma kampung begal, di daerah Lampung Timur juga terdapat jalan tanggul rawa Mente yang disebut jalur pelarian para begal.
[cob]