Bentrok jaga road race di Polman, anggota TNI tewas ditembak polisi

Minggu, 30 Agustus 2015 19:41Bentrok jaga road race di Polman, anggota TNI tewas ditembak polisi     

Ilustrasi bentrokan. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Kodam VII/Wirabuana melalui Kepala Staf Kodam (Kasdam), Brigjen TNI Kurnia Dewantara membenarkan jika satu orang anggotanya bernama Prada Yuliadi, anggota Batalyon Infanteri 721 Kompi Senapan B Makkasau tewas tertembak dalam keributan yang terjadi antara TNI dan Polri di Kabupaten Polman, Propinsi Sulawesi Barat, siang tadi. Tembakan itu mengenai Yuliadi di bagian perut.

Kurnia mengatakan, kejadian berawal saat polisi melakukan pengamanan di stadion Manding tempat pelaksanaan lomba road race. Di antara penonton ada Yuliadi dan anggota dari Kabupaten Majene dari satuan Kodim Majene, Sulawesi Barat yang ikut menonton.

Anggota Patroli Bermotor (Patmor) dari Polres Polman yang melakukan pengamanan melarang dan mendorong penonton untuk mendekati lintasan. "Mungkin ketika dilarang dan didorong itu ada anggota kita yang menyebut kalau dirinya juga anggota tetapi justru dibalas oleh anggota Patmor dari Polres setempat dengan pukulan," kata Kurnia kepada wartawan saat jumpa pers, Minggu (30/8).

Kurnia menambahkan, kejadiannya itu pukul 14.00 Wita tetapi sudah diselesaikan. Hanya saja sore harinya, kata dia, pukul 16.00 Wita di titik yang tidak jauh dari lokasi road race itu terdengar letusan dan ditemukan Prada Yuliadi terkapar bersimbah darah.

"Sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya sudah tidak tertolong," kata dia.

Kata dia, mungkin anggota TNI ini salah namun anggota polisi bersangkutan juga mungkin bertindak berlebihan. "Anggota kami mungkin salah tetapi mungkin oknum polisi ini juga bertindak over acting," ujarnya.

Sebelumnya, anggota TNI dan Polri di Kabupaten Polman, Provinsi Sulawesi Barat terlibat keributan. Peristiwa itu terjadi saat kedua institusi tersebut bersama-sama lakukan pengamanan kegiatan road race di stadion Manding, Polman, Minggu (30/8).

Informasi yang diperoleh, keributan ini berawal saat polisi menegur orang-orang yang begitu jauh masuk ke lintasan road race karena dinilai membahayakan. Diantaranya di lintasan itu ada anggota TNI berpakaian preman dan tak terima dengan teguran tersebut. Belum diketahui kronologi dan detail bentrokan tersebut.

Sementara itu, seorang warga menuturkan, dia habis magrib sempat melintas di depan markas Batalyon 721 Kompi Senapan B Makassar. Menurut dia, banyak sekali orang berkumpul dalam suasana tegang. Setiap orang dan kendaraan yang melintas diperiksa.

[eko]