Kamis, 10 September 2015 14:51
Merdeka.com - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Masinton Pasaribu menilai Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) masih terbuai romantisme pemerintahan ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kini tak lagi menjadi presiden.
Hal itu disampaikan Masinton terkait pernyataan Ibas bahwa rakyat Indonesia rindu dan ingin SBY kembali menjabat sebagai presiden.
"Dia terlalu romantisme masa lalu. Dengan mengatakan 'I want SBY Back', padahal itu bukan representatif rakyat. Karena mayoritas rakyat kita bahasa sehari-harinya bukan berbahasa Inggris," kata Masinton ketika dikonfirmasi merdeka.com dengan tawa di Jakarta, Kamis (10/9).
Menurut politikus PDI Perjuangan ini, apabila rakyat Indonesia mengharapkan SBY kembali menjabat sebagai pimpinan negara dan dinilai dapat menuntaskan problem negara, seharusnya partai pengusungnya Demokrat dapat memenangi pemilihan umum (pemilu) tahun lalu.
"Untuk menguji klaim bahwa kepemimpinan Pak SBY berprestasi 10 tahun lalu seharusnya partai Demokrat partainya SBY memperoleh suara pemilu 2014 dan memenangi pemilu pertama bukan peringkat keempat," terangnya.
Untuk diketahui, dalam perayaan HUT ke-14 Demokrat di Senayan, Jakarta, Ibas sempat memberikan sambutan bahwa pemerintahan SBY dapat menyelesaikan problem negara dan krisis global secara cepat dan tepat.
Ibas mengklaim pemerintahan Jokowi -Jusuf Kalla belum berhasil menyelesaikan krisis global yang berdampak terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar, sehingga berdampak pada kenaikan harga bahan pokok, pemutusan hubungan kerja dan kebakaran hutan.
Baca juga:
Benarkah klaim Ibas rakyat ingin SBY kembali jadi presiden?
Laporan Ibas didiamkan, Bareskrim disebut IPW tebang pilih
Ibas sebut kader maju pilkada modal sendiri, partai bantu strategi
SBY dan Ibas tak kompak soal dana aspirasi Rp 11,2 triliun
Fraksi Demokrat setujui dana aspirasi, Ibas bantah membangkang SBY
Figure terkait
Berita Terkait
Hal itu disampaikan Masinton terkait pernyataan Ibas bahwa rakyat Indonesia rindu dan ingin SBY kembali menjabat sebagai presiden.
"Dia terlalu romantisme masa lalu. Dengan mengatakan 'I want SBY Back', padahal itu bukan representatif rakyat. Karena mayoritas rakyat kita bahasa sehari-harinya bukan berbahasa Inggris," kata Masinton ketika dikonfirmasi merdeka.com dengan tawa di Jakarta, Kamis (10/9).
Menurut politikus PDI Perjuangan ini, apabila rakyat Indonesia mengharapkan SBY kembali menjabat sebagai pimpinan negara dan dinilai dapat menuntaskan problem negara, seharusnya partai pengusungnya Demokrat dapat memenangi pemilihan umum (pemilu) tahun lalu.
"Untuk menguji klaim bahwa kepemimpinan Pak SBY berprestasi 10 tahun lalu seharusnya partai Demokrat partainya SBY memperoleh suara pemilu 2014 dan memenangi pemilu pertama bukan peringkat keempat," terangnya.
Untuk diketahui, dalam perayaan HUT ke-14 Demokrat di Senayan, Jakarta, Ibas sempat memberikan sambutan bahwa pemerintahan SBY dapat menyelesaikan problem negara dan krisis global secara cepat dan tepat.
Ibas mengklaim pemerintahan Jokowi -Jusuf Kalla belum berhasil menyelesaikan krisis global yang berdampak terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar, sehingga berdampak pada kenaikan harga bahan pokok, pemutusan hubungan kerja dan kebakaran hutan.
Baca juga:
Benarkah klaim Ibas rakyat ingin SBY kembali jadi presiden?
Laporan Ibas didiamkan, Bareskrim disebut IPW tebang pilih
Ibas sebut kader maju pilkada modal sendiri, partai bantu strategi
SBY dan Ibas tak kompak soal dana aspirasi Rp 11,2 triliun
Fraksi Demokrat setujui dana aspirasi, Ibas bantah membangkang SBY
[ren]