Anggota DPR dari FPKS Sukamta menyesalkan terbitnya visa untuk atlet Israel Zilberman. Visa itu untuk bertanding di Jakarta dalam kejuaran dunia bulu tangkis.
"Kita tidak mengakui Israel sebagai negara. Sehingga tidak mungkin pula bagi kita untuk berhubungan dengan Israel dalam hal lain yang membawa nama negara seperti ajang kompetisi olah raga bulu tangkis ini," jelas Sukamta, Selasa (11/8/2015).
Zilberman sudah bertanding pada hari ini dan kalah. Tak diketahui sampai kapan Zilberman berada di Indonesia.
"Israel telah melakukan penjajahan dengan menganeksasi wilayah Palestina. Karenanya Indonesia sejak awal merdeka hingga sekarang tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel," terang wakil rakyat dari Daerah Istimewa Yogyakarta ini.
Sukamta menjelaskan bahwa dahulu tahun 1957 tim nasional Indonesia lolos di zona Asia dan tinggal berhadapan dengan Israel untuk bisa ikut ke Piala Dunia tahun 1958 di Swedia. Indonesia menolak untuk bertanding di Jakarta atau Tel Aviv. Indonesia akhirnya mengundurkan diri setelah permintaannya untuk bertanding di tempat netral ditolak oleh FIFA.
"Presiden Soekarno juga pernah menolak keikutsertaan Israel dalam Asian Games tahun 1962 di Jakarta. Kita harus tetap menghidupkan semangat Soekarno yang menyatakan bahwa selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel. Jadi, meskipun itu olah raga, tetapi berhubungan erat dengan kedaulatan sebuah negara," urai dia.
"Pemberian visa kepada atlet yang mewakili negara Israel, Zilberman, untuk bertanding di Jakarta dalam kejuaraan bulu tangkis dunia, akan mencederai konstitusi kita. Akan mencederai semangat bangsa kita yang anti penjajahan dan cinta kemerdekaan. Memang ini urusan olah raga, tetapi dia Zilberman mewakili sebuah negara yang hingga kini melakukan penjajahan dan kita memang tidak punya hubungan diplomatik. Indonesia anti penjajahan. Karenanya saya mendesak Dirjen Imigrasi agar menolak atau membatalkan visa atlet tersebut," tegas Doktor jebolan University of Salford, Manchester, Inggris ini. (dra/dra)
Sumber: detik.com
Baca juga: KISPA Tolak Masuknya Atlet Israel ke Indonesia