Kamis, 16 April 2015 15:36
Merdeka.com - PT Pertamina memutuskan menghilangkan Bahan
Bakar Minyak (BBM) jenis Premium di SPBU yang ada di kota-kota besar.
Premium hanya akan dijual di SPBU jalur angkutan umum dan pinggiran
kota.
Sebagai gantinya, mulai bulan depan atau Mei 2015, Pertamina akan meluncurkan bensin jenis baru yang kualitasnya di atas Premium namun di bawah Pertamax.
"Kami akan mengeluarkan produk bensin baru dengan (research octane number/RON) 90 pada bulan depan di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan kota besar lainnya di Jawa," ujar Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang seperti dilansir Antara, Kamis (16/4).
Pihaknya menjamin produk baru tersebut lebih halus, bertenaga, dan ramah lingkungan dibandingkan Premium yang beroktan RON 88. "Produk ini bisa melaju lebih jauh," katanya.
Namun Bambang belum berkenan menjelaskan lebih detail terkait harga maupun nama bensin produk baru Pertamina. Dia hanya menyebut, kemungkinan harga jualnya antara harga Premium (Rp 7.400) dan Pertamax (Rp 8.600).
Pemerintah menargetkan penghapusan Premium dalam dua tahun atau sampai 2017. Periode itu dianggap cukup bagi Pertamina sebagai persiapan menghadapi kompetisi dengan perusahaan lain.
Sebagai gantinya, mulai bulan depan atau Mei 2015, Pertamina akan meluncurkan bensin jenis baru yang kualitasnya di atas Premium namun di bawah Pertamax.
"Kami akan mengeluarkan produk bensin baru dengan (research octane number/RON) 90 pada bulan depan di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan kota besar lainnya di Jawa," ujar Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang seperti dilansir Antara, Kamis (16/4).
Pihaknya menjamin produk baru tersebut lebih halus, bertenaga, dan ramah lingkungan dibandingkan Premium yang beroktan RON 88. "Produk ini bisa melaju lebih jauh," katanya.
Namun Bambang belum berkenan menjelaskan lebih detail terkait harga maupun nama bensin produk baru Pertamina. Dia hanya menyebut, kemungkinan harga jualnya antara harga Premium (Rp 7.400) dan Pertamax (Rp 8.600).
Pemerintah menargetkan penghapusan Premium dalam dua tahun atau sampai 2017. Periode itu dianggap cukup bagi Pertamina sebagai persiapan menghadapi kompetisi dengan perusahaan lain.
[noe]