Minggu, 03 Januari 2016
Tim Ekonomi Pak Jokowi Gagal Penuhi Target 2015
Dari berbagai pendapat para EKONOM yang dihimpun oleh situs KOMPAS, dapat disimpulkan bahwa Pemerintahan Pak Jokowi GAGAL memenuhi Target Pembangunan di Bidang Ekonomi.
Presiden Jokowi pernah mengatakan ada 5 (lima) indikator pembangunan, yaitu: 1) Pertumbuhan ekonomi, 2) Angka pengangguran, 3) Angka kemiskinan, 4) Ketimpangan ekonomi, 5) Pengendalian inflasi.
SEMUA GAGAL DICAPAI, kecuali pengendalian inflasi!
Inflasi akhir tahun ini rendah.
Tapi menurut sejumlah ekonom, rendahnya inflasi yang terjadi pada tahun ini BUKAN KARENA KEBERHASILAN PEMERINTAH menjaga harga barang dan jasa. Namun lebih disebabkan faktor eksternal, yaitu harga komoditas yang merosot di pasar internasional.
Rendahnya inflasi juga akibat MELEMAHNYA DAYA BELI MASYARAKAT. Lemahnya daya beli membuat konsumsi rumah tangga turun.
(1) PERTUMBUHAN EKONOMI
Dari Target Pemerintah sebesar 5,5 persen, diperkirakan secara realistis pertumbuhan ekonomi RI di 2015 di level kisaran 4,72 persen. (Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya 4,8 persen)
(2) PENGANGGURAN
Gagalnya target pertumbuhan ekonomi 2015, berdampak pada kenaikan pengangguran dan kemiskinan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada Agustus 2015, pengangguran terbuka tercatat sebanyak 7,56 juta orang atau 6,18 persen dari total angkatan kerja yang sebanyak 122,4 juta orang. Jumlah itu naik 5,94 persen dibandingkan periode sama 2014 yang sebanyak 7,24 juta orang.
(3) KEMISKINAN
Target penurunan angka kemiskinan tahun ini menjadi 10,3 persen pun gagal. Sebab per Maret 2015 tingkat kemiskinan sudah mencapai 11,2 persen.
(4) KETIMPANGAN EKONOMI
Kesenjangan Pendapatan Indonesia adalah Paling Lebar Se-Asia, dengan penjelasan sederhananya adalah JURANG KESENJANGAN [ GAP ] ANTARA SI KAYA DAN SI MISKIN DI INDONESIA ADALAH YANG PALING TINGGI DI ASIA atau dengan kalimat lain si kaya makin kaya dan si miskin tetap [ dan atau ] makin miskin. Ini indikasi bahwa Pemerintah "gagal" menjalankan fungsi pemerataan pembangunan
http://finansial.bisnis.com/read/20151214/9/501741/riset-allianz-kesenjangan-pendapatan-indonesia-paling-lebar-se-asia
(5) KURS RUPIAH
Kurs rupiah terhadap dollar AS pun jauh dari asumsi yang ditargetkan, yaitu di level Rp 12.500. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) hari Rabu (30/12/2015), rupiah ada di posisi Rp 13.788 per dollar Amerika Serikat (AS).
Kontributor Pendapat: Kepala Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih dan Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual.
Catatan: Data angka-angka terakhir dari BPS baru keluar pertengahan Januari 2016.
JADI....
Kalau bicara tentang pembangunan ekonomi ITU BUKAN MELULU SOAL HEBOH BANGUN BENDUNGAN, BANGUN PELABUHAN, BANGUN BANDARA, BANGUN JEMBATAN, BANGUN REL KERETA API!
Melainkan BICARA TENTANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT yang alat ukurnya ada 5 (lima) sebagaimana disampaikan oleh Pak Jokowi sendiri tersebut di atas.
KESIMPULANNYA ADALAH:
PEMERINTAHAN PAK JOKOWI GAGAL MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT INDONESIA DI TAHUN 2015.
Tim Ekonomi Pak Jokowi Gagal Penuhi Target 2015
Dari berbagai pendapat para EKONOM yang dihimpun oleh situs KOMPAS, dapat disimpulkan bahwa Pemerintahan Pak Jokowi GAGAL memenuhi Target Pembangunan di Bidang Ekonomi.
Presiden Jokowi pernah mengatakan ada 5 (lima) indikator pembangunan, yaitu: 1) Pertumbuhan ekonomi, 2) Angka pengangguran, 3) Angka kemiskinan, 4) Ketimpangan ekonomi, 5) Pengendalian inflasi.
SEMUA GAGAL DICAPAI, kecuali pengendalian inflasi!
Inflasi akhir tahun ini rendah.
Tapi menurut sejumlah ekonom, rendahnya inflasi yang terjadi pada tahun ini BUKAN KARENA KEBERHASILAN PEMERINTAH menjaga harga barang dan jasa. Namun lebih disebabkan faktor eksternal, yaitu harga komoditas yang merosot di pasar internasional.
Rendahnya inflasi juga akibat MELEMAHNYA DAYA BELI MASYARAKAT. Lemahnya daya beli membuat konsumsi rumah tangga turun.
(1) PERTUMBUHAN EKONOMI
Dari Target Pemerintah sebesar 5,5 persen, diperkirakan secara realistis pertumbuhan ekonomi RI di 2015 di level kisaran 4,72 persen. (Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya 4,8 persen)
(2) PENGANGGURAN
Gagalnya target pertumbuhan ekonomi 2015, berdampak pada kenaikan pengangguran dan kemiskinan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada Agustus 2015, pengangguran terbuka tercatat sebanyak 7,56 juta orang atau 6,18 persen dari total angkatan kerja yang sebanyak 122,4 juta orang. Jumlah itu naik 5,94 persen dibandingkan periode sama 2014 yang sebanyak 7,24 juta orang.
(3) KEMISKINAN
Target penurunan angka kemiskinan tahun ini menjadi 10,3 persen pun gagal. Sebab per Maret 2015 tingkat kemiskinan sudah mencapai 11,2 persen.
(4) KETIMPANGAN EKONOMI
Kesenjangan Pendapatan Indonesia adalah Paling Lebar Se-Asia, dengan penjelasan sederhananya adalah JURANG KESENJANGAN [ GAP ] ANTARA SI KAYA DAN SI MISKIN DI INDONESIA ADALAH YANG PALING TINGGI DI ASIA atau dengan kalimat lain si kaya makin kaya dan si miskin tetap [ dan atau ] makin miskin. Ini indikasi bahwa Pemerintah "gagal" menjalankan fungsi pemerataan pembangunan
http://finansial.bisnis.com/read/20151214/9/501741/riset-allianz-kesenjangan-pendapatan-indonesia-paling-lebar-se-asia
(5) KURS RUPIAH
Kurs rupiah terhadap dollar AS pun jauh dari asumsi yang ditargetkan, yaitu di level Rp 12.500. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) hari Rabu (30/12/2015), rupiah ada di posisi Rp 13.788 per dollar Amerika Serikat (AS).
Kontributor Pendapat: Kepala Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih dan Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual.
Catatan: Data angka-angka terakhir dari BPS baru keluar pertengahan Januari 2016.
JADI....
Kalau bicara tentang pembangunan ekonomi ITU BUKAN MELULU SOAL HEBOH BANGUN BENDUNGAN, BANGUN PELABUHAN, BANGUN BANDARA, BANGUN JEMBATAN, BANGUN REL KERETA API!
Melainkan BICARA TENTANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT yang alat ukurnya ada 5 (lima) sebagaimana disampaikan oleh Pak Jokowi sendiri tersebut di atas.
KESIMPULANNYA ADALAH:
PEMERINTAHAN PAK JOKOWI GAGAL MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT INDONESIA DI TAHUN 2015.