SHALIH dan MUSHLIH


"SHALIH dan MUSHLIH"

Ustadz Irsyad Syafar

Kebanyakan orang, senang dengan orang yang baik (shalih). Tapi kebanyakan juga, memusuhi orang yang suka memperbaiki (mushlih).

Nabi kita, Muhammad saw, sebelum menjadi Nabi, adalah orang baik. Dikenal sangat amanah dan jujur. Seluruh penduduk Mekkah menyukainya.

Tapi, begitu beliau menjadi Nabi dan melakukan perbaikan, maka diapun dimusuhi oleh kebanyakan penduduk Mekkah.

Begitulah tabi'at perjalanan dakwah. Banyak orang yang tidak siap untuk diperbaiki. Mereka senang dengan orang yang taat, rajin ke mesjid, tapi diam dan tidak usah bicara. Namun, kalau ada orang baik dan sekaligus bekerja untuk memperbaiki masyarakatnya, menyuruh dan melarang, maka orang seperti ini cenderung tidak disukai.

Maka, pekerjaan para da'i semakin berat. Seorang da'i tidak saja membina dan mendidik masyarakat supaya menjadi shaleh, tapi harus sampai kepada tingkat menjadi mushlih.

Sebab, ancaman adzab dari Allah kepada sebuah negeri, baru bisa aman dan hilang bila penduduk negeri tersebut orang-orang yg memperbaiki (mushlih).

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ

"Dan tidaklah Tuhanmu akan menghancurkan negeri-negeri secara aniaya, bila penduduk negeri tersebut adalah orang-orang Mushlih..." (Hud: 117)