Mal di Bogor ini berdiri di bekas kuburan Belanda

 Senin, 24 November 2014 07:07
Mal di Bogor ini berdiri di bekas kuburan Belanda
Mal di Bogor. ©Bogor Historical Community
Merdeka.com - Kawasan Jalan Merdeka dikenal sebagai salah satu pusat keramaian di Kota Bogor, Jawa Barat. Toko-toko bergaya lama berjejer di ruas jalan ini. Letaknya strategis, hanya sekitar seratus meter dari Stasiun Bogor.

Banyak kisah menarik di Jl Merdeka. Maklum, kawasan ini termasuk kawasan lama Kota Bogor yang memiliki sejarah panjang.

Misalnya soal lokasi Pusat Grosir Bogor (PGB). Mal ini rupanya berdiri di lahan yang dulunya kuburan Belanda atau kerkhoff.

"Dulu perkuburan Belanda ini cukup luas. Di depan komplek makam ada gerbang bertuliskan Momento Mori artinya ingatlah akan momen kematian. Kalau kerkhoff itu artinya makam di sebelah gereja," kata Wakil Ketua II Museum Perjuangan Bogor Mardjono saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (23/11).

Kuburan Momento Mori sudah berdiri dari abad 17. Banyak makam berusia tua yang dihiasi patung-patung yang indah. Sebagian bahkan langsung didatangkan dari Eropa.

"Makam ini untuk warga Eropa. Ada yang Katolik dan Protestan. Warga Belanda kebanyakan Protestan sementara ada beberapa orang Spanyol yang Katolik," kata Mardjono.

Nah, tahun 1968 pemerintah Kota Bogor kemudian menggusur makam ini. Dulu tujuannya untuk membangun Gedung olah raga (GOR). Makam para meneer ini dipindah ke pemakaman Cipaku. Namun masih ada beberapa yang tersisa di bawah sana.

"Kalau yang masih ada keluarga dipindah. Tapi banyak juga yang tak punya keluarga dan tak bisa dipindah. Akhirnya diratakan saja dengan buldozer," kisah Mardjono.

Saat pembongkaran makam ada beberapa hal aneh. Misalnya jenazah yang tetap utuh setelah dikubur puluhan tahun. Diketahui itu jenazah De Vriest, seorang Belanda pengusaha bengkel di Bogor.

"Jas yang dia pakai saat dimakamkan itu juga masih utuh. Itu jas pernikahan beliau," beber Mardjono.

Maka setelah pembongkaran, berdirilah GOR di atas bekas makam ini. Namun lama kelamaan sepi pengunjung hingga akhirnya lahan dialihfungsikan.

"Sempat jadi terminal dan kini akhirnya jadi PGB itu beberapa tahun lalu," jelas mantan tentara pelajar ini.

Mardjono menyayangkan banyaknya bangunan bersejarah di Bogor yang hilang. Masyarakat Bogor pun tak tahu kisah-kisah di kotanya sendiri.

"Padahal kalau dipelihara dengan baik bisa menunjang pariwisata dan tentunya menguntungkan perekonomian Bogor," tutupnya.
Baca juga:
12 Tahun hancur, patung Adam era Renaissance kembali dipamerkan
Menteri Pariwisata sebut Gunung Padang maha karya manusia
Ahli paleontologi ini ungkap wajah asli nenek moyang manusia
Bertengger di sisi tebing, di sinilah 8 orang bijak dimakamkan
Intip isi bunker rahasia milik diktator Italia, Benito Mussolini
[gib]