Kamis, 27 Agustus 2015
"Apa tidak sebaiknya kita stop naik haji dan umroh, dan uangnya kita gunakan untuk membangun kesejahteraan rakyat?"
Begitu usul Ade Armando yang disampaikan di akun twitternya, 25 Agustus 2015.
Pendukung fanatik Jokowi ini memang berkali-kali bikin kontroversi dan seringkali yang diutak utik menyangkut Islam.
Tapi, untuk 'saran' Ade diatas terkait hukum Haji dari sisi Fiqih biarlah para ulama yang membahasnya.
Yang menarik dari pernyataan pendukung fanatik 'Khalifah' Jokowi ini (Ade kerap menyebut Jokowi adalah Khalifah) adalah:
(1) Ade secara tersirat mengakui kondisi sekarang dibawah rezim Presiden Jokowi tingkat kesejahteraan rakyat semakin terpuruk, sehingga harus ada upaya membangun kesejahteraan rakyat.
(2) Kenapa Ade tidak mencoba kritisi penggunaan Dana pemerintah yang tidak efektif dan hanya menghambur-hamburkan uang negara untuk program yang tidak jelas?
Seperti Anggaran Rp 149 Miliar untuk Program Revolusi Mental di Kementerian yang dipimpin Menko Puan.
Untuk apa dana Rp 149 Miliar? Apa program-program Revolusi Mental?
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (saat itu) Andrinof Chaniago mengatakan, anggaran revolusi mental Rp 149 miliar yang sudah disetujui pemerintah akan digunakan untuk mengubah perilaku masyarakat. Anggaran tersebut nantinya lebih banyak digunakan untuk kampanye perubahan perilaku.
"Revolusi mental kan ubah perilaku, bikin orang sadar. Nah, bagaimana kampanye menyadarkannya supaya mengubah perilaku," kata Andrinof di Istana Bogor, Jumat (20/2/2015).
Lebih nyatanya, menurut Andrinof, anggaran revolusi mental tersebut akan disalurkan untuk program-program seperti sosialisasi berupa pengadaan iklan, film, atau dialog publik. Kampanye atau sosialisasi. [Dan membuat website yang error]
(http://nasional.kompas.com/read/2015/02/20/16452551/Andrinof.Paparkan.Penggunaan.Dana.Revolusi.Mental.Rp.149.Miliar)
Apa tidak sebaiknya dana Rp 149 Miliar untuk program kesejahteraan rakyat daripada dibuang untuk kampanye slogan-slogan kosong Revolusi Mental?
Dan masih banyak pos-pos anggaran di pemerintahan yang hanya pemborosan sementara rakyat sangat susah hidupnya.
Atau kenapa Ade dulu tidak bilang "Apa tidak sebaiknya kita stop resepsi pernikahan putra presiden Jokowi, dan uangnya kita gunakan untuk membangun kesejahteraan rakyat?"
(3) Apakah UANG NEGARA SUDAH HABIS sehingga perlu SUMBANGAN RAKYAT untuk membantu program-program pemerintah Jokowi wujudkan janji-janji Pilpresnya?
Maunya uang haji umroh yang itu milik pribadi rakyat dipakai untuk program pemerintah. Apa rakyat tidak cukup berkorban untuk pemerintah? Di era presiden Jokowi ini rakyat sudah diperas habis-habisan. Subsidi BBM dicabut, gas listrik dll naik, yang kesemuanya untuk mensubsidi pemerintah.
Bukahkah Pak Jokowi selalu bilang... Dananya ada... Dananya ada...?
Jadi mas Ade, kalau pemerintah sudah tidak sanggup lagi mensejahterakan rakyat akui saja, menyerahlah, berikan amanah pada yang sanggup daripada rakyat tambah sengsara.