| Rabu, 12 Agustus 2015 07:00
- Merdeka.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta agar impor garam dihentikan. Sebab, itu bertentangan dengan tugasnya meningkatkan produksi garam lokal.
Menteri Susi mengaku sudah bertemu Menteri Perdagangan Rahmat Gobel dan Menteri Perindustrian Saleh Husin untuk meminta penyetopan impor garam.
"Saya bilang, 'saya menghidupkan petani garam kemudian Pak Gobel buka keran impor. Nanti dana untuk petani saya kasih saja ke bapak. Terserah bapak kasih mati atau hidup itu petani'," katanya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sendiri mengaku telah melakukan pertemuan dengan beberapa asosiasi petani garam, dan para importir garam Indonesia. Hal itu untuk membahas soal impor garam yang saat ini semakin marak dilakukan para importir, dan membuat para petani garam lokal merasa dirugikan.
Dia mengatakan para importir merasa masih perlu melakukan impor karena kualitas garam petani tak sebagus milik asing. Para importir, lanjutnya, mengaku kalangan industri tentu menginginkan kualitas bagus untuk konsumsi garamnya.
"Para importir bilang, kalau memang harus pakai garam lokal untuk kebutuhan industri, kualitasnya tidak sebagus impor," jelas dia.
Menteri Susi merasa ironis karena Indonesia masih melakukan impor garam. Pasalnya, luas wilayah Indonesia didominasi lautan yang merupakan bahan baku garam. Tercatat pada 2014 jumlah impor garam mencapai 2,2 juta ton.
"Dan, tahun ini kita sudah mengimpor garam sebanyak 405.000 ton," ujar dia.
Bos maskapai SusiAir ini bukan cuma sekali mengungkapkan kekesalannya soal impor garam. Bahkan, koleganya di pemerintahan ikut kena 'semprot' karena tidak menghalau impor garam. Berikut merdeka.com merangkum kekesalan-kekesalan Menteri Susi soal impor garam.
[bim]