Jumat, 31 Juli 2015
"Dimana adzan berkumandang, Disitulah tanah airku" [Erdogan] |
PILIHAN ERDOGAN
Pasca keluar dari penjara* selepas menjabat walikota Istanbul, Erdogan memilih berpisah jalan dengan Sang Murabbi/Hoca/Gurunya, Nechmetin Erbakan. Perkara masalah strategi, taktik dan pandangan politik yang keras dari sang Guru memaksa Erdogan membangun jalannya sendiri.
Pilihan Erdogan ini terbukti tepat. Bersama rekan-rekannya di AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan), Erdogan berhasil membawa Turki keluar dari krisis ekonomi sekaligus mengubur sekularisme pelan-pelan.
Erdogan memilih berpisah dari Sang Guru bukan karena masalah pekerjaan, bukan karena tawaran proposal dana asing, bukan karena beasiswa asing, bukan karena mendapat istri kaya anak pejabat, bukan karena bekerja di perusahaan asing dengan gaji melimpah, bukan karena sakit hati tak dapat jabatan (Erdogan terpilih menjadi walikota Istanbul saat bersama Erbakan).
Oleh Sang Guru pilihan jalan Erdogan itu disebut sebagai "lebih memilih profitketimbang prophet", namun itulah Pilihan Recep Tayyip Erdoğan.
(Ibnu Dwi Cahyo)
___
*Tahun 1998, Erdogan di penjara. Beliau dianggap mengkhianati asas Sekularisme negara Turki karena membaca puisi religius.
Minareler süngü, kubbeler miğfer
Camiler kışlamız, mü’minler asker
Bu iláhi ordu dinimi bekler
Allahu Ekber, Allahu Ekber.
(terjemahan)
Masjid adalah barak kami, Kubah adalah helm kami
Menara adalah bayonet kami, Orang-orang beriman adalah tentara kami.
Akhir perjalanan kami adalah syahid (di jalan-Nya).
Allahu Akbar! Allahu Akbar!