Hanya Dalam 2 Pekan Relawan ACT Berhasil Bangun Masjid Arakan Untuk Pengungsi Rohingya di Aceh


ACEH UTARA – Masjid Arakan, berlokasi di tengah lahan Integrated Community Shelter (ICS) Blang Adoe, Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara, nampak berdiri megah. Kendati tidak besar, masjid terasa menebar aura kebahagiaan dan harapan bagi siapapun yang memandang apalagi memanfaatkannya untuk beribadah shalat.

Masjid kompleks ICS Blang Adoe ini dibangun para relawan ACT hanya dalam tempo dua pekan. Tepat tanggal 30 Juni yang lalu, pembangunan Masjid Arakan dinyatakan selesai.

Masjid Arakan oleh arsiteknya didisain sedemikian rupa, agar menjadi  tempat ibadah yang nyaman dan mendorong para penggunanya, khususnya para pengugsi Rohingya, beribadah secara khusyu’.

“Desain bangunan menjadikan masjid terasa luas, dengan hembusan angin yang menyejukkan,”  tutur Laila Khalidah, relawan lokal ACT yang juga Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh Utara.

Menurut Muhammad Noor Salikhin, arsitek pembangunan komplek ICS, pembangunan Masjid Arakan sengaja di desain terbuka. “Konsep pembangunan masjid kami buat terbuka, karena menurut kami nantinya masjid ini multifungsi selain tempat ibadah juga digunakan untuk sarana berkumpul penghuni shelter, bisa juga digunakan sebagai tempat musyawarah,” jelasnya. “ Konsep bangunan masjid ini membuatnya bagaikan oase yang menyejukkan di tengah udara panas di Aceh Utara,” imbuhnya.

Masjid Arakan terasa sejuk meskipun di siang hari atau di saat shalat Dhuhur, karena  sirkulasi udara dan cahayanya berjalan dengan lancar. “Desain masjid kami bikin seperti ujung anak panah atau busur dengan sistem shaf sholat meruncing,” tambah Noor.

Soal nama, Sri Edi Kuncoro, Tim Leader Pembangunan ICS, mengungkapkan diberi Masjid Arakan, karena ingin memberi motivasi para pengungsi Rohingya, agar timbul semangat para pengungsi untuk kembali berusaha sungguh-sungguh mendapatkan haknya hidup di Tanah Air warisan nenek moyang mereka, yakni Arakan, yang sekarang menjadi salah satu negara bagian Rakhinee, Myanmar. (mhjr)