Sabtu, 24 Mei 2014 15:25
Figure terkait
Berita Terkait
"Dia (R-80) sudah kami konsep memiliki tenaga turbo yang didukung kekuatan baling-baling di kedua sayapnya," terang Presiden Direktur PT RAI Agung Nugroho dalam diskusi Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) di Gedung Joang '45, Jakarta, Sabtu (24/5).
Agung menjelaskan, produksi R-80 bertujuan untuk mengembalikan masa kejayaan industri dirgantara nasional. Untuk itu RAI akan menggandeng PT Dirgantara Indonesia (PT DI), lima puluh ilmuwan di struktur pekerjaan inti, dan kementerian terkait guna merealisasikan mimpi tersebut.
"Kami terdorong membuat pesawat yang lebih canggih karena melihat keprihatinan selama 17 tahun terahir industri dirgantara domestik tidak pernah mengalami pertumbuhan yang bagus. Padahal negara-negara lainnya sedang meningkat," katanya.
Saat ini, RAI masih memersiapkan rancang bangun dan mesin pesawat. Nantinya, R-80 akan memiliki kapasitas 80-90 kursi.
"Itu sudah termasuk menyusun sertifikasinya juga. Jadi ketika memasuki tahun 2016 pesawat R-80 benar-benar siap terbang," jelasnya.
"Kami ingin PT DI bisa membuat semua pesawat komersial. Karena kami ingin membidik market share kalangan masyarakat kelas menengah di Indonesia, Eropa, Afrika dan Amerika Latin."
[yud]