Selasa, 12 Januari 2016
Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B Nahrawardaya mengecam sikap Metro TV yang tidak profesional lantaran memfitnah Ormas Islam Wahdah Islamiyah dan Ketua Umumnya Dr (HC) Zaitun Rasmin, Lc, MA, terlibat jaringan terorisme.
Mustofa telah melakukan penelusuran dari mana data yang didapat Metro TV sehingga berani menuding Wahdah Islamiyah dan Ketua Umumnya terkait terorisme.
“Saya sudah cek ke BNPT tidak ada data tentang Wahdah Islamiyah, saya sudah cek ke Polda Metro Jaya juga tidak ada, saya juga cek ke Kapolri juga tidak ada. Saya mendengar ada salah seorang produser Metro TV yang telah mengatakan kepada teman saya seorang polisi yang menyatakan bahwa data itu dari Polda Metro Jaya, tetapi data Polda Metro Jaya tidak ada. Menurut informasi yang saya terima Metro TV mendapatkan data yang sangat mentah,” kata Mustofa Nahrawardaya, usai konferensi pers Wahdah Islamiyah di RM Pulau Dua Komplek Taman Ria Senayan Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pada Senin (11/1/2016), lansir NBCIndonesia.com.
Sebagai media nasional, Metro TV begitu ceroboh dan telah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Apalagi fitnah tersebut begitu keji, yakni terlibat dalam jaringan terorisme.
“Dia tidak klarifikasi, tidak cek and recek, tidak cover both side, tidak tabayun sama sekali,” tutur Anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah tersebut.
Tak hanya itu, Mustofa menilai Metro TV begitu brutal menebar fitnah terhadap seorang tokoh Islam sekaligus pengurus MUI Pusat, Ustadz Zaitun Rasmin.
“Ini sesuatu yang sangat brutal menurut saya, karena berani memasukkan nama tokoh Islam pengurus MUI, memasukkan nama organisasi resmi yang terdaftar di Kebangpol tanpa klarifikasi sama sekali. Saya meneliti terorisme sejak tahun 2003, tidak pernah menemukan anggota Wahdah sekalipun, apalagi pengurusnya dalam keterlibatannya dalam terorisme,” tandasnya.
Sebagaimana diberitakan, dalam tayangannya pada program acara News Story Insight, Ahad (03/01/2106), Metro TV menampilkan slide daftar jaringan teroris di Indonesia sebelum pengaruh ISIS tahun 2013.
Dalam tayangan Metro TV itu, ormas Wahdah Islamiyah dan Ustadz Zaitun Rasmin (Pimpinan Wahdah Islamiyah) dimasukan dalam daftar Jaringan Teroris di Indonesia. Namun tidak disebutkan dari mana sumber data tersebut.
Selain menjabat Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah, Ustadz Zaitun Rasmin juga tercatat sebagai Wasekjend MUI Pusat, inisiator MIUMI (Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia), dan anggota Rabitah Ulama Muslim Se-Dunia.
Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B Nahrawardaya mengecam sikap Metro TV yang tidak profesional lantaran memfitnah Ormas Islam Wahdah Islamiyah dan Ketua Umumnya Dr (HC) Zaitun Rasmin, Lc, MA, terlibat jaringan terorisme.
Mustofa telah melakukan penelusuran dari mana data yang didapat Metro TV sehingga berani menuding Wahdah Islamiyah dan Ketua Umumnya terkait terorisme.
“Saya sudah cek ke BNPT tidak ada data tentang Wahdah Islamiyah, saya sudah cek ke Polda Metro Jaya juga tidak ada, saya juga cek ke Kapolri juga tidak ada. Saya mendengar ada salah seorang produser Metro TV yang telah mengatakan kepada teman saya seorang polisi yang menyatakan bahwa data itu dari Polda Metro Jaya, tetapi data Polda Metro Jaya tidak ada. Menurut informasi yang saya terima Metro TV mendapatkan data yang sangat mentah,” kata Mustofa Nahrawardaya, usai konferensi pers Wahdah Islamiyah di RM Pulau Dua Komplek Taman Ria Senayan Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pada Senin (11/1/2016), lansir NBCIndonesia.com.
Sebagai media nasional, Metro TV begitu ceroboh dan telah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Apalagi fitnah tersebut begitu keji, yakni terlibat dalam jaringan terorisme.
“Dia tidak klarifikasi, tidak cek and recek, tidak cover both side, tidak tabayun sama sekali,” tutur Anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah tersebut.
Tak hanya itu, Mustofa menilai Metro TV begitu brutal menebar fitnah terhadap seorang tokoh Islam sekaligus pengurus MUI Pusat, Ustadz Zaitun Rasmin.
“Ini sesuatu yang sangat brutal menurut saya, karena berani memasukkan nama tokoh Islam pengurus MUI, memasukkan nama organisasi resmi yang terdaftar di Kebangpol tanpa klarifikasi sama sekali. Saya meneliti terorisme sejak tahun 2003, tidak pernah menemukan anggota Wahdah sekalipun, apalagi pengurusnya dalam keterlibatannya dalam terorisme,” tandasnya.
Sebagaimana diberitakan, dalam tayangannya pada program acara News Story Insight, Ahad (03/01/2106), Metro TV menampilkan slide daftar jaringan teroris di Indonesia sebelum pengaruh ISIS tahun 2013.
Dalam tayangan Metro TV itu, ormas Wahdah Islamiyah dan Ustadz Zaitun Rasmin (Pimpinan Wahdah Islamiyah) dimasukan dalam daftar Jaringan Teroris di Indonesia. Namun tidak disebutkan dari mana sumber data tersebut.
Selain menjabat Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah, Ustadz Zaitun Rasmin juga tercatat sebagai Wasekjend MUI Pusat, inisiator MIUMI (Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia), dan anggota Rabitah Ulama Muslim Se-Dunia.