Presiden Chechnya telah meminta ijin kepada presiden Rusia untuk mengirim unit militer Chechnya melawan "ISIS" di Suriah, menambahkan bahwa para pejuangnya telah bersumpah untuk melawan teroris sampai akhir.
"Ini bukan omong kosong, saya meminta izin untuk pergi ke sana dan berpartisipasi dalam operasi khusus," kata Ramzan Kadyrov dalam wawancara Jumat (2/10) dengan radio RSN. "Menjadi seorang Muslim, seorang Chechnya dan seorang patriot Rusia, Saya ingin mengatakan bahwa pada tahun 1999 ketika republik kami diserbu oleh setan-setan ini kami bersumpah atas Al-Quran bahwa kami akan melawan mereka di mana pun mereka berada," kata pemimpin Chechnya.
"Tapi kita perlu ijin dari Komandan Tinggi untuk melakukan hal ini," tegasnya. Menurut Konstitusi Rusia, presiden juga komandan tinggi dari pasukan militer.
Kadyrov juga mencatat bahwa unit pasukan khusus Chechnya berada di tingkat kesiapan tempur yang sangat tinggi dan berjanji bahwa "segera setelah "teroris" di Suriah mengetahui bahwa kita sedang menuju sana mereka akan segera menyingkir," menambahkan bahwa "teroris di Suriah" hanya memiliki sedikit pengalaman peperangan.
"Kami tahu mereka karena kita pernah menghancurkan mereka di sini, kami telah melawan mereka. Dan mereka juga tahu tentang kita, "kata pemimpin Chechnya.
Pada saat yang sama Kadyrov mengakui bahwa perang melawan ancaman IS tidak harus terbatas pada metode kekuasaan, tetapi juga harus mencakup pendidikan, generasi muda harus diajarkan bahwa kelompok-kelompok ekstremis menggunakan interpretasi yang salah dari Al-Quran.
Awal bulan ini, kepala republik Chechnya melaporkan bahwa sebuah yayasan amal bernama mendiang ayahnya telah memberikan bantuan kepada pengungsi Suriah di Jerman. Kadyrov menulis di akun Instagram-nya bahwa pekerja amal memberi bantuan makanan kepada hampir 2.000 pengungsi di kota Kiel dan bahwa yayasan tersebut juga memberikan bantuan kamp pengungsi Jerman dengan peralatan sekolah dan sarana beramain untuk anak-anak.
Minggu ini Angkatan Udara Rusia mulai melancarkan serangan posisi "teroris" di Suriah setelah majelis tinggi negara itu dengan suara bulat pada Rabu (30/9), mendukung permintaan Presiden Putin untuk mengirim unit militer ke luar negeri untuk memerangi terorisme. Kepala administrasi kepresidenan, Sergey Ivanov, menekankan bahwa Rusia tidak akan terlibat dalam operasi darat - bantuan hanya akan berupa serangan udara.
Sumber: http://www.rt.com/politics/317393-this-will-be-holiday-kadyrov/
[Pesawat Rusia melakukan pemboman sejak Rabu (30/9) untuk membantu rezim Assad dan menghancurkan apa yang mereka sebut 'Teroris ISIS' padahal yang diserbu adalah posisi pejuang Suriah]
__
Middle EAST Update: Ramzan Kadyrov, pemimpin republik Chechnya, anak dari Akhmad Kadyrov, seorang mantan pemimpin pejuang Chechnya yang membelot mendukung Rusia. Ramzan sebagai alat Rusia, menghancurkan rumah-rumah orang-orang yang telah bergabung dengan mujahidin ataupun yang hanya bersimpati dengan perjuangan mereka. Dia membunuh orang tua dan saudara saudaranya mujahidin yang dianggap pemberontak bagi pemerintahannya.
Muslim Chechen adalah pasukan Mujahidin kelas elite (kehebatannya), banyak yang ikut berjuang di Suriah melawan rezim Assad. Tapi masalahnya presiden Chechnya sekarang adalah presiden boneka Rusia, kebijakannya tidak mewakili suara muslim Chechnya.
"Ini bukan omong kosong, saya meminta izin untuk pergi ke sana dan berpartisipasi dalam operasi khusus," kata Ramzan Kadyrov dalam wawancara Jumat (2/10) dengan radio RSN. "Menjadi seorang Muslim, seorang Chechnya dan seorang patriot Rusia, Saya ingin mengatakan bahwa pada tahun 1999 ketika republik kami diserbu oleh setan-setan ini kami bersumpah atas Al-Quran bahwa kami akan melawan mereka di mana pun mereka berada," kata pemimpin Chechnya.
"Tapi kita perlu ijin dari Komandan Tinggi untuk melakukan hal ini," tegasnya. Menurut Konstitusi Rusia, presiden juga komandan tinggi dari pasukan militer.
Kadyrov juga mencatat bahwa unit pasukan khusus Chechnya berada di tingkat kesiapan tempur yang sangat tinggi dan berjanji bahwa "segera setelah "teroris" di Suriah mengetahui bahwa kita sedang menuju sana mereka akan segera menyingkir," menambahkan bahwa "teroris di Suriah" hanya memiliki sedikit pengalaman peperangan.
"Kami tahu mereka karena kita pernah menghancurkan mereka di sini, kami telah melawan mereka. Dan mereka juga tahu tentang kita, "kata pemimpin Chechnya.
Pada saat yang sama Kadyrov mengakui bahwa perang melawan ancaman IS tidak harus terbatas pada metode kekuasaan, tetapi juga harus mencakup pendidikan, generasi muda harus diajarkan bahwa kelompok-kelompok ekstremis menggunakan interpretasi yang salah dari Al-Quran.
Awal bulan ini, kepala republik Chechnya melaporkan bahwa sebuah yayasan amal bernama mendiang ayahnya telah memberikan bantuan kepada pengungsi Suriah di Jerman. Kadyrov menulis di akun Instagram-nya bahwa pekerja amal memberi bantuan makanan kepada hampir 2.000 pengungsi di kota Kiel dan bahwa yayasan tersebut juga memberikan bantuan kamp pengungsi Jerman dengan peralatan sekolah dan sarana beramain untuk anak-anak.
Minggu ini Angkatan Udara Rusia mulai melancarkan serangan posisi "teroris" di Suriah setelah majelis tinggi negara itu dengan suara bulat pada Rabu (30/9), mendukung permintaan Presiden Putin untuk mengirim unit militer ke luar negeri untuk memerangi terorisme. Kepala administrasi kepresidenan, Sergey Ivanov, menekankan bahwa Rusia tidak akan terlibat dalam operasi darat - bantuan hanya akan berupa serangan udara.
Sumber: http://www.rt.com/politics/317393-this-will-be-holiday-kadyrov/
[Pesawat Rusia melakukan pemboman sejak Rabu (30/9) untuk membantu rezim Assad dan menghancurkan apa yang mereka sebut 'Teroris ISIS' padahal yang diserbu adalah posisi pejuang Suriah]
__
Middle EAST Update: Ramzan Kadyrov, pemimpin republik Chechnya, anak dari Akhmad Kadyrov, seorang mantan pemimpin pejuang Chechnya yang membelot mendukung Rusia. Ramzan sebagai alat Rusia, menghancurkan rumah-rumah orang-orang yang telah bergabung dengan mujahidin ataupun yang hanya bersimpati dengan perjuangan mereka. Dia membunuh orang tua dan saudara saudaranya mujahidin yang dianggap pemberontak bagi pemerintahannya.
Muslim Chechen adalah pasukan Mujahidin kelas elite (kehebatannya), banyak yang ikut berjuang di Suriah melawan rezim Assad. Tapi masalahnya presiden Chechnya sekarang adalah presiden boneka Rusia, kebijakannya tidak mewakili suara muslim Chechnya.