Senin, 31 Agustus 2015
Ustadz Musyafa Ahmad Rahim
Luar biasa tingkat “tidak menerima”-an kaum nabi Ibrahim (AS) kepada beliau dan kepada dakwah yang disampaikannya.
Puncaknya, mereka pun “membakar” beliau hidup-hidup, meskipun Allah SWT menyelamatkannya.
Pasca “pembakaran” yang membuktikan bahwa nabi Ibrahim (AS) adalah benar-benar seorang nabi, kaumnya pun tetap tidak beriman.
Maka beliau memilih untuk berhijrah (Q.S. al-‘Ankabut: 26), bukan dalam rangka kabur, namun mencari alternative dakwah di tempat lain.
وَقَالَ إِنِّي مُهَاجِرٌ إِلَىٰ رَبِّي ۖ إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Dan berkatalah Ibrahim: "Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Pertanyaannya? Ke mana?
Untuk jawaban ini, beliau serahkan dan pasrahkan arah (wijhah) itu sepenuhnya kepada Allah SWT.
Akibatnya, akibat dari kepasrahan dan penyerahan total itu adalah bahwa Allah SWT memilihkan untuk beliau al-ardhul mubarakah (bumi yang diberkahi), bahkan bukan hanya bumi itu saja yang diberkahi, sekelilingnya pun juga diberkahi.
Dan pada akhirnya, bahkan bukan hanya satu bumi (baca: kawasan), namun dua bumi (baca: kawasan) yang dua-duanya diberkahi; ia dan sekelilingnya, yaitu bumi (baca: kawasan) Syam dan Makkah al-Mukarromah. (Q.S. al-Anbiya’: 71) dan (Q.S. Ali Imran: 96).
وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ
Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
Begitulah manfaat dan keuntungan pasrah dan menyerahkan urusan sepenuhnya kepada Allah SWT.
Semoga kita dapat menjalaninya dan menjadikan pasrah dan menyerah kepada kehendak Allah SWT itu sebagai sifat, akhlaq, keimanan dan keyakinan kita, amin.