Sabtu, 01 Agustus 2015
Penerimaan sebuah negara atas gelombang pengungsi dari negara lain bukanlah hal mudah, sebagaimana halnya pengungsi Rohingya yang mengalami penolakan dari berbagai negara, termasuk di Indonesia, dan itu baru hitungan ratusan dan ribuan, belum hitungan jutaan pengungsi.
Namun berbeda dengan Turki, negara yang pernah menaungi hampir seluruh dunia Islam dan menjadi pusat Khilafah Usmaniyah sampai tahun 1924 ini. Kini Turki tetap membuktikan dirinya sebagai pewaris khilafah yang menaungi umat manusia dengan membuka diri bagi jutaan pengungsi dari berbagai negara.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menilai negaranya telah memberikan kontribusi sosial cukup besar di dunia, terutama soal penanganan pengungsi dari negara-negara konflik.
Dalam kuliah umum di kantor Lembaga Ketahanan Nasional Jakarta, Jumat (31/7), Erdogan mengungkapkan bahwa pemerintahannya berani menerima keberadaan dua juta pengungsi asal Irak dan Suriah. Sikap ini diambil lantaran keprihatinan dan rasa tanggung jawab Turki sebagai negara bermartabat.
"1,7 juta pengungsi dari Suriah, 300 ribu orang dari Irak, total ada 2 juta pengungsi yang masuk ke Turki dan kami terima," ujar Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan ketika memberikan Kuliah Umum di Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) RI, Jumat (31/7), dalam rangkaian kunjungannya ke Indonesia.
Dalam kuliahnya, Erdogan sempat menyindir negara-negara di Eropa, yang bahkan menolak 200 ribu pengungsi untuk masuk ke negaranya. Padahal, secara ekonomi beberapa negara Eropa tersebut mampu untuk menghidupi para pencari suaka itu.
"Namun jika melihat negara-negara Eropa, yang Anda temukan adalah bahwa mereka tidak bisa menerima 200 ribu pengungsi ke negara mereka, terlebih lagi para pengungsi yang mencoba menyeberang ke Eropa dan pada akhirnya justru tenggelam di lautan," ujarnya.
Erdogan sangat menyayangkan sikap negara-negara di Benua Biru tersebut yang seakan tidak mau berkontribusi sosial membantu negara lain yang kesulitan.
"Saat ini kita menghadapi berbagai ancaman menyusul beragam kekacauan yang mengelilingi kita. Tetapi, kita semua ini bersaudara," lanjutnya.
Pemerintah Turki kerap menerima gerombolan pengungsi yang kabur dari Irak dan Suriah. Mereka diamankan oleh otoritas keamanan Turki untuk kemudian ditampung.
"Ini adalah kewajiban sosial kami dan kewajiban ini menjadi perhatian kami sebagai pemeluk Islam," ujar Erdogan.
Erdogan bak seorang Khalifah yang memliki tanggungjawab terhadap umat dan kemanusiaan tak hanya warga negaranya saja tapi seluruh umat Islam di pelosok dunia yang terdzolimi.
"Subhanallah... Erdogan," komen ustadz Yusuf Mansur saat hadir Jumatan bersama Erdogan di masjid Istiqlal kemarin.
*Sumber: CNN Indonesia, Islamicgeo