Kamis, 27 Agustus 2015
Kalimat-kalimat seperti ini:
- Biar rupiah turun jauh, ndak ngaruh ke saya karena makan di warung juga pake rupiah kok, bukan dollar
- Ngapain mikirin kurs, emang di dompet lo isinya dollar?
- Gaya lo, ngisi bensinnya juga pake rupiah, gak usah sok jago ributin dollar
- Beli tempe ama tahu pake rupiah kok, bukan dollar, tenang aja.
Dan kalimat yang serupa lainnya, adalah kalimat-kalimat yang perlu diingatkan baik-baik para penuturnya, bahwa mereka:
- Tidak paham duduk persoalan, atau
- Asal bunyi, atau
- Sedang membodoh-bodohi orang lain.
Selama APBN* Indonesia masih diikat dengan mata uang Dollar, yang dalam hal ini mencantumkan asumsi harga minyak dalam mata uang Dollar, maka: Siapa pun yang hidup di dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, tanpa terkecuali, biaya hidupnya terpengaruh oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dollar.
Sadar atau tidak disadari.
(Canny Watae)
***
*Asumsi Makro APBN-P 2015
Pertumbuhan ekonomi menjadi 5,7 persen, atau 0,1 persen lebih rendah dibandingkan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam nota keuangan RAPBN-P 2015 yang sebesar 5,8 persen.
Asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga disepakati melemah, yakni menjadi sebesar Rp12.500 per dolar AS. Sebelumnya, dalam nota keuangan RAPBN-P 2015, asumsi nilai tukar tercatat sebesar Rp12.200 per dolar AS.
Asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) juga mengalami penurunan menjadi 60 dolar AS per barel, dan asumsi lifting minyak diturunkan menjadi 825 ribu barel per hari, dari sebelumnya 849 ribu barel per hari.
Sumber: http://apbnnews.com/artikel-opini/asumsi-makro-apbn-p-2015-telah-disepakati-dpr/