Jokowi Mau Ganti Menteri, Ahmad Dhani: 'There is no BAD TEAM only BAD LEADER'


Pemerintahan dibawah Presiden Joko Widodo hampir berusia satu tahun. Namun, hingga kini prestasi Kabinet Kerja dinilai banyak pihak belum maksimal. Bahkan sektor ekonomi yang dinilai paling parah, pertumbuhan turun, dolar masih tinggi, bahkan PHK dimana-mana. 

Lantas apa yang salah dengan pemerintahan Jokowi- JK? Benarkah para menteri di kabinet tak maksimal dalam bekerja?

Dalam situasi seperti itu, isu reshuffle kabinet makin kencang. Presiden Jokowi pun tak mau tinggal diam. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu beberapa waktu lalu telah meminta laporan kinerja para menterinya sebagai bahan evaluasi.

Jokowi mengaku telah mengantongi penilaian kinerja di kabinetnya. Ada sejumlah menteri yang memiliki rapor merah dan disebut-sebut masuk bursa reshuffle.

Kabarnya sejumlah menteri bakal dicopot untuk diganti dengan orang baru. Situasi politik di internal pemerintah dan parpol pendukung Jokowi-JK pun memanas.

PDIP paling kencang suaranya untuk pergantian menteri. Jokowi juga dikabarkan sudah melapor ke Ketum PDIP Megawati perihal pergantian menteri. Hal itu disampaikan Ahmad Basarah, Wakil Sekjen DPP PDIP.

"Hubungan Jokowi dengan Megawati berjalan dengan baik. Hal-hal menyangkut evaluasi kabinet, siapa yang akan diganti, saya kira disampaikan dalam konteks Jokowi sebagai kader (PDIP)," kata Basarah dalam konfrensi pers yang digelar di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (28/6/2015), lansir Tribunnews.

Namun apakah efektif mengganti menteri sebagai solusi permasalahan bangsa terutama ekonomi yang carut marut ini?

Menurut musisi Ahmad Dhani (Dhani Ahmad Prasetyo), persoalan bukan terletak pada tim (kabinet) namun pada leader (presidennya).

"There is no BAD TEAM only BAD LEADER...kenapa orang2 ribut gonta ganti menteri???" ujar musisi rock ini melalui akun twitternya @AHMADDHANIPRAST, Rabu (1/7) pagi.

Komentar boss Dewa 19 ini senada dengan apa yang disampaikan pengamat politik Margarito Kamis. Menurutnya, kelemahan pemerintahan saat ini bukan terjadi di bawah (kabinet) melainkan pada pucuk kepemimpinan nasional.

"Kepemimpinan Pak Jokowi sangat lemah, terkesan sama sekali tidak diikuti bawahannya sehingga semuanya berjalan sendiri-sendiri. Kalau kelemahan itu terjadi di tingkat menteri, bisa kita atasi dengan mengganti menterinya, kalau kelemahannya pada presiden, mau diganti semua menterinya juga tidak ada pengaruhnya, tetap akan lemah pemerintahannya," ujar Margarito dalam wawancara dengan TeropongSenayan.