Terkait penganiayaan terhadap Ust. Ali Syaifurrahman (semoga beliau segera diberi kesembuhan) yang diduga kuat dilakukan oleh hamba-hamba Mut'ah, kami menghimbau kepada ikhwan-ikhwan kaum Muslimin sekalian agar menahan diri dari tindakan yang merugikan dan tanpa perhitungan.
Kasus penyerangan masjid Az-Zikra adalah pelajaran berharga tentang bagaimana harus bertindak. Otot ke-Syi'ahan mereka akhirnya kempes di kantor Polisi dan pengadilan, lalu merengek-rengek menyesal untuk akhirnya menyatakan bertaubat. Bahkan kala itu akhirnya membangkitkan kesatuan berbagai elemen Ahlusunnah karena musuh bersama melakukan tindakan nekat.
Jadinya kita yang memanfaatkan lagi struktur negara karena berlindung di balik aparat, sehingga Syi'ah-nya masuk kandang terkaing-kaing setelah dipentungi oleh pak Polisi. Seandainya (mudah-mudahan tidak) negara nanti ompong, tidak berpihak sedikitpun pada Islam dan tidak bisa digunakan lagi, baru bertindak!
Silahkan disimak uraian yang pernah kami angkat, semoga bermanfaat!!
Syi'ah, hati-hati sedang playing victim!
Yang diinginkan dari setiap provokasi para Syi'ah sebenarnya adalah reaksi serangan balik dari kaum muslimin Indonesia. Ini hal yang biasa dan umum bisa mereka lakukan. Akhirnya nanti mereka akan menggunakan jurus "playing victim". Mereka akan menjual nasib sok mengenaskan:
"Kami minoritas, kami dizholimi di negara berbhineka! Kemana negara? Kemana konstitusi? Apa kami bukan Indonesia?"
Syi'ah paling jago bermain propaganda ciamik seperti itu. Opini publik akan memihak eksistensi mereka dan orang awam akan terkecoh. Negara ini justru akan menjadi ladang semai yang nyaman bagi agama mereka.
Semua yang terjadi kemarin itu cuma pancingan. Kalau mereka serius, bukan cuma memukuli dan teriak-teriak serampangan "ya Husein, ya Husein!". Mereka akan culik dan habisi tokoh-tokoh yang membahayakan bagi eksistensi agamanya. Layaknya aksi Mossad di seluruh dunia seperti yang diceritakan di film-film.
Sekarang balas mereka dengan bermain cerdas juga, sebab taring Polisi masih bisa diandalkan. Jangan mau dibenturkan langsung dengan para Syi'ah, pasti mereka yang akan main jadi korban. Justru buat sebagaimana mungkin caranya agar membenturkan Syi'ah dengan aparat dan hukum di Indonesia.
Jadinya kita yang memanfaatkan struktur negara karena berlindung di balik aparat, dan Syi'ah-nya masuk kandang terkaing-kaing setelah dipentungi Polisi.
Seandainya negara nanti ompong, tidak berpihak sedikitpun pada Islam dan tidak bisa digunakan lagi, baru kita sikat!
(Akhi Fathi, dengan banyak perubahan)
Sumber: Risalah News