Senin, 29 Juni 2015
Apa yang diharapkan seorang aktor film terhadap tokoh yang ia perankan? Hamas Syahid Izzuddin, pemeran Azka di film "Tausiyah Cinta" garapan Bedasinema Pictures yang akan tayang Oktober tahun ini yang juga pemeran Mas Gagah di Ketika Mas Gagah Pergi ini, menuturkan melalui surat cinta.
Alhamdulillah wa syukurillah...
Segala puji hanya milik Allah yang memberi saya kesempatan bertemu dengan teman-teman di keluarga Bedasinema Pictures & @tausiyahku.
Memerankan tokoh AZKA buat saya adalah sebuah anugerah yang sangat luar biasa karena saya bisa sedikit berkontribusi untuk dakwah dan syiar Islam. Semoga ke depan saya bisa terus istiqomah.
Sejujurnya saya sedang berproses menuju kehidupan yang lebih baik sebagai Hamba Allah.
Saya bukan seorang yang ideal yang banyak tahu tentang Islam, pemahaman saya tentang Islam lebih banyak saya ketahui dan lihat dari sosok orangtua saya yang menjadi pejuang dakwah sejak mereka kuliah.
Mereka lah yang mengenalkan nilai-nilai keislaman secara hidup dan nyata sampai hari ini. Saya menghabiskan masa sekolah di sekolah umum sehingga sangat lah sedikit informasi yang saya tahu tentang syariat.
Maka Wajarlah dengan memerankan sosok AZKA ini memotivasi saya untuk mengenal lebih dalam tentang dakwah, perjuangan, hidup dan kehidupan yang sesungguhnya di akhirat kelak.
Bagi saya AZKA mengajarkan tentang beberapa poin kehidupan yang sangat membekas dalam hidup saya.
1. AQIDAH
Sosok anak muda yang diberi karunia oleh Allah dengan indahnya ciptaan-Nya. Tidak membuat dia menjadi pongah dan jauh dari Allah.
Sosok anak muda yang diberi karunia oleh Allah dengan indahnya ciptaan-Nya. Tidak membuat dia menjadi pongah dan jauh dari Allah.
Dia tahu untuk apa dia diciptakan. Azka tau kemana dia akan menuju. Hidupnya adalah rangkaian ibadah dari mulai membuka mata sampai menutup mata kembali sebagaimana ayat yang berbunyi “Wa ma khalaktul jinni wal insa illa liya'buduun”.
Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu.
2. AKHLAK
AZKA benar-benar menerjemahkan hadits Rasulullah SAW secara nyata sebagai mana sabda beliau "Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia".
AZKA benar-benar menerjemahkan hadits Rasulullah SAW secara nyata sebagai mana sabda beliau "Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia".
Kondisi dunia yang menjadikan materi sebagai tujuan sehingga membuat banyak manusia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yg mereka inginkan.
Nilai-nilai perjuangan sebagai anak manusia sudah mereka tinggalkan.
Bagaimana akhlak kepada orangtua, menghormati yang tua menyayangi yang muda, sikap terhadap orang yang lemah, Bagaiman hubungan dengan manusia secara keseluruhan, sikap pemimpin yang melindungi rakyatnya dst adalah barang langka yang sulit dicari..
Sosok AZKA memperlihatkan itu..
3. SOSIAL
AZKA sebagai sosok yang ingin menjadi kan dirinya pribadi yg Rabbani, yg dekat dengan Rabb nya. Juga berupaya memberi kemanfaatan untuk orang lain dalam bentuk amal-amal dakwah yang dilakukan. Azka tidak cuma menjadikan dirinya sosok yang sholeh secara personal tetapi hidupnya dia persembahkan menjadi pribadi yang sholeh secara sosial.
Di sinilah pelajaran yang saya ambil dalam kondisi kekinian saat ini betapa kita sudah melupakan rasa peduli terhadap sesama. Padahal sesungguhnya di balik kesuksesan kita ada doa orang-orang yang lemah.
4. AZKA SANGAT MENCINTAI AL QUR'AN
Azka mengajarkan bahwa usia dan waktu tidak bisa ditawar maka hari-hari nya diisi dengan maksimalnya ibadah bagaimana upaya dia untuk menghafal Alquran krn bagi hamba-hamba yang menjadi seorang hafidz maka menjadi keluarga Allah yang dimuliakan, memberi hadiah terindah buat kedua orangtua nya di Yaumul akhir.
Azka mengajarkan bahwa usia dan waktu tidak bisa ditawar maka hari-hari nya diisi dengan maksimalnya ibadah bagaimana upaya dia untuk menghafal Alquran krn bagi hamba-hamba yang menjadi seorang hafidz maka menjadi keluarga Allah yang dimuliakan, memberi hadiah terindah buat kedua orangtua nya di Yaumul akhir.
5. Dari semua keidealan seorang AZKA tetapi ternyata dia juga seorang manusia yang punya banyak kelemahan. AZKA punya salah, punya kecewa, punya kelalaian dan punya ketidakmampuan. Inilah sisi kemanusiaannya perjalanan di ending film ini menunjukkan kepada saya betapa hidup ini adalah perjalanan takdir. Semua adalah ketentuan Allah. Everything is good, All is well. Apapun takdir-Nya adalah kebaikan, tinggal bagaimana berdamai dengan takdir tersebut. Perjalanan hidup AZKA menguatkan saya bagaimana bentuk berdamai dengan takdir itu.
Setelah menjalani proses syuting yang pertama ini buat saya. Ada hal yang sangat membekas dalam hidup saya bahwa hidup ini adalah sementara dan senda gurau belaka sebagaimana dalam Al-Qur'an, Allah berfirman dalam surat Al-Hadid ayat 20. Kesan ayat ini begitu membekas dalam hati saya.
“Dunia adalah etape pendek menuju kehidupan hakiki tapi karena pendek godaannya begitu besar”.
Semoga Allah menjaga saya dan kita semua sampai ke tujuan akhirat kita dengan selamat.
Wallahualam.