Kamis, 2 April 2015 14:18
SOOPERBOY
- Industri film porno di Amerika bisa dibilang sangat stabil. Dengan
permintaan yang kontinuitas, tentu saja mendatangkan omset yang banyak
bagi pelakunya. Bayaran yang tinggi membuat sebagian wanita cantik
datang dan rela menggadaikan tubuhnya dan berakting mesum dilihat oleh
orang banyak. Hal ituah yang membuat sebagian orang untuk terjun ke
dunia industri film porno.
Selain uang, ternyata ada juga faktor yang membuat para wanita ini mau bermain film porno. Mereka melakukannya dengan berbagai macam alasan, seperti menolong teman, untuk penyembuhan diri dan berbagai macam hal. Hmmm.. ?
Sebagai contoh, bintang porno Dylan Ryan, seperti dilansir dari Huffington Post, mengaku bahwa dia pertama kali terjun ke film ini karena ingin membantu teman kerjanya di bidang penjualan. Saat istirahat makan siang, teman Ryan mengemukakan ide bahwa dia akan membuat sebuah production house film porno.
Ryan pun dimintai tolong oleh temannya apakah dia bersedia untuk ikut ambil bagian menjadi pemerannya. Tanpa ragu Ryan pun menerima tawaran PH yang fokus dengan film untuk wanita dan shemale.
Menjadi bintang porno menjadi pengalaman tersendiri bagi Ryan dan dia memutuskan untuk bertahan di sana. Baginya, ini adalah wadah dirinya untuk berekspresi untuk melakukan kegiatan seksual tanpa rasa malu.
Lain ceritanya dengan Satine Phoenix. Ia terjun ke film panas sebagai penyembuhan diri dari trauma. Dengan menjadi bintang porno, dia bisa mendorong sekaligus melampiaskan hasrat seksualnya.
Selain uang, ternyata ada juga faktor yang membuat para wanita ini mau bermain film porno. Mereka melakukannya dengan berbagai macam alasan, seperti menolong teman, untuk penyembuhan diri dan berbagai macam hal. Hmmm.. ?
Sebagai contoh, bintang porno Dylan Ryan, seperti dilansir dari Huffington Post, mengaku bahwa dia pertama kali terjun ke film ini karena ingin membantu teman kerjanya di bidang penjualan. Saat istirahat makan siang, teman Ryan mengemukakan ide bahwa dia akan membuat sebuah production house film porno.
Ryan pun dimintai tolong oleh temannya apakah dia bersedia untuk ikut ambil bagian menjadi pemerannya. Tanpa ragu Ryan pun menerima tawaran PH yang fokus dengan film untuk wanita dan shemale.
Menjadi bintang porno menjadi pengalaman tersendiri bagi Ryan dan dia memutuskan untuk bertahan di sana. Baginya, ini adalah wadah dirinya untuk berekspresi untuk melakukan kegiatan seksual tanpa rasa malu.
Lain ceritanya dengan Satine Phoenix. Ia terjun ke film panas sebagai penyembuhan diri dari trauma. Dengan menjadi bintang porno, dia bisa mendorong sekaligus melampiaskan hasrat seksualnya.
"Aku sangat menyukia bercinta di depan
orang. Aku merasa memiliki kontrol terhadap pria yang menjadi lawan
mainku," ujarnya seperti dikutip dari Huffington Post.
Saat masih anak-anak, Phoenix hidup dalam ketakutan dan penuh kekerasan serta pelecehan yang dilakukan oleh ayahnya. Trauma dan masa kecil yang penuh kekerasan seksual membuat dia frustrasi. Kini setelah berjalan selama 4-5 tahun, dia memutuskan untuk berhenti dan bekerja menjadi seorang ilustrator.
Saat masih anak-anak, Phoenix hidup dalam ketakutan dan penuh kekerasan serta pelecehan yang dilakukan oleh ayahnya. Trauma dan masa kecil yang penuh kekerasan seksual membuat dia frustrasi. Kini setelah berjalan selama 4-5 tahun, dia memutuskan untuk berhenti dan bekerja menjadi seorang ilustrator.
Kisah lain juga dipaparkan oleh bintang
panas, Stoya. Baginya porno dan berpose telanjang adalah menyenangkan,
hal itulah yang membuat dia melakukan foto tanpa busananya untuk pertama
kalinya.
Bagi Stoya, ini adalah sebuah hobi untuk dipotret dengan busana minim ataupun tanpa busana. Hingga akhirnya, dia mendapat tawaran untuk bermain film panas. Walau sempat takut, tetapi profesi barunya ini dinikmatinya dan membuat dia memiliki hobi baru.
Pandangan negatif dari orang-orang bahwa dia sempat dijuluki pelacur saat berada di pernikahan kakaknya membuat Stoya bertahan di industri ini. Stoya berada di balik meja APAC (Adult Performer Advocacy Committee) sebuah komite yang melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi para bintang film panas. Dia ingin menunjukkan sekaligus melindungi pegawai yang berkecimpung di industri film porno agar tidak dilecehkan dan diperlakukan semena-mena di masyarakat.
Sepertinya masih banyak cerita yang tak berkaitan dengan uang dari semua bintang porno yang belum terkupas di sini. Mengingat pesatnya indsutri ini yang tak pernah surut. Ikuti penelusurannya di Sooperboy.com. (boy/faj)
Bagi Stoya, ini adalah sebuah hobi untuk dipotret dengan busana minim ataupun tanpa busana. Hingga akhirnya, dia mendapat tawaran untuk bermain film panas. Walau sempat takut, tetapi profesi barunya ini dinikmatinya dan membuat dia memiliki hobi baru.
Pandangan negatif dari orang-orang bahwa dia sempat dijuluki pelacur saat berada di pernikahan kakaknya membuat Stoya bertahan di industri ini. Stoya berada di balik meja APAC (Adult Performer Advocacy Committee) sebuah komite yang melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi para bintang film panas. Dia ingin menunjukkan sekaligus melindungi pegawai yang berkecimpung di industri film porno agar tidak dilecehkan dan diperlakukan semena-mena di masyarakat.
Sepertinya masih banyak cerita yang tak berkaitan dengan uang dari semua bintang porno yang belum terkupas di sini. Mengingat pesatnya indsutri ini yang tak pernah surut. Ikuti penelusurannya di Sooperboy.com. (boy/faj)